Banyak orang tua mengira bahwa tumbuh gigi hanya menjadi perhatian saat anak masih bayi. Padahal, fase pergantian gigi dari susu ke permanen tak kalah penting dan memerlukan perhatian khusus. Proses ini bukan sekadar pergantian fisik, tetapi juga berkaitan erat dengan kesehatan mulut jangka panjang, perkembangan bicara, serta estetika wajah anak.
Usia tumbuh gigi permanen dapat berbeda pada setiap anak, namun ada urutan dan rentang usia yang secara medis dianggap normal. Bila tidak dipantau dengan baik, gigi permanen bisa tumbuh miring, tumpang tindih, bahkan mengalami gangguan pertumbuhan. Oleh karena itu, memahami tahapan pertumbuhan gigi permanen menjadi pengetahuan dasar yang wajib dimiliki setiap orang tua.
Dalam artikel ini akan dibahas secara lengkap tentang tahapan usia tumbuh gigi permanen, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan tips menjaga kesehatan gigi anak agar pertumbuhannya optimal.
Kapan Gigi Permanen pada Anak Mulai Tumbuh?
Usia tumbuh gigi permanen pada anak biasanya dimulai sekitar usia 6 tahun. Pada tahap ini, gigi geraham permanen pertama atau first molar mulai muncul di bagian belakang rahang tanpa didahului oleh tanggalnya gigi susu. Gigi ini berfungsi sebagai fondasi awal susunan gigi permanen. Selanjutnya, gigi seri permanen mulai menggantikan gigi seri susu yang tanggal secara bertahap dan berurutan.
Proses pergantian gigi ini berlangsung selama beberapa tahun dan umumnya selesai pada usia 12 hingga 13 tahun, ketika hampir seluruh gigi permanen kecuali gigi bungsu telah tumbuh lengkap. Namun, gigi geraham ketiga atau third molar, yang biasa disebut gigi bungsu, biasanya tumbuh lebih lambat, yaitu pada rentang usia 17 hingga 21 tahun.
Waktu tumbuh gigi bungsu ini bisa bervariasi tergantung faktor genetik dan kondisi kesehatan anak. Perlu diingat bahwa usia tumbuh gigi permanen bisa berbeda-beda pada setiap anak karena perkembangan individual yang unik, sehingga orang tua harus memantau tahapan ini dengan seksama agar kesehatan gigi anak tetap optimal.
Tahapan Usia Tumbuh Gigi Permanen
Sebelum memahami lebih dalam tahapan usia tumbuh gigi permanen, penting untuk disadari bahwa urutan dan waktu munculnya gigi permanen dapat sedikit berbeda pada setiap anak. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor genetik, kondisi kesehatan, serta lingkungan sekitar. Namun secara umum, pola pertumbuhan gigi permanen mengikuti urutan kronologis yang cukup konsisten, yaitu sebagai berikut:
1. Usia 6–7 Tahun: Tumbuhnya Gigi Geraham Pertama dan Gigi Seri Tengah Bawah
Memasuki usia 6 hingga 7 tahun, anak-anak mulai mengalami fase awal pergantian gigi dari gigi susu ke gigi permanen. Gigi permanen pertama yang tumbuh adalah gigi geraham pertama (first molar) di rahang atas dan bawah, yang tumbuh tanpa menggantikan gigi susu. Karena itu, gigi ini sering tidak disadari keberadaannya oleh orang tua dan anak-anak karena tidak terjadi pencabutan gigi sebelumnya.
Padahal, gigi geraham pertama sangat penting karena menjadi landasan utama pembentukan lengkung gigi permanen dan berperan besar dalam proses mengunyah makanan selama masa kanak-kanak hingga dewasa.
Di usia ini juga, gigi seri tengah (central incisor) pada rahang bawah mulai tumbuh, menggantikan gigi susu yang pertama kali tanggal. Gigi seri tengah merupakan gigi depan yang vital dalam fungsi estetik, bicara, dan pengunyahan. Pergantian ini menjadi penanda bahwa anak sudah memasuki tahap mixed dentition atau periode ketika gigi susu dan permanen berada bersama di rongga mulut.
2. Usia 7–8 Tahun: Tumbuhnya Gigi Seri Tengah Atas
Setelah gigi seri tengah bawah tumbuh, gigi seri tengah atas (maxillary central incisor) akan menyusul keluar sekitar usia 7 hingga 8 tahun. Gigi ini menggantikan gigi seri susu di rahang atas dan sangat penting secara visual karena merupakan bagian utama dari tampilan senyum.
Gigi seri tengah atas berperan besar dalam penampilan, artikulasi suara, serta memulai proses menggigit makanan. Perubahan ini juga sering memicu kekhawatiran pada orang tua jika gigi tumbuh terlalu besar atau tidak sejajar, karena ukuran gigi permanen lebih besar dari gigi susu yang digantikannya.
3. Usia 8–9 Tahun: Pergantian Gigi Seri Lateral
Pada usia ini, gigi seri lateral (lateral incisor) mulai menggantikan gigi seri susu baik di rahang atas maupun bawah. Gigi seri lateral adalah gigi kecil yang terletak di samping gigi seri tengah, dan pertumbuhannya membantu menyempurnakan struktur depan gigi.
Gigi ini memiliki peran penting dalam estetika wajah, stabilisasi lengkung gigi depan, dan pelafalan huruf tertentu seperti “s” dan “z.” Selain itu, proses tumbuhnya gigi lateral juga memperlihatkan bagaimana ruang antar gigi dipengaruhi oleh pertumbuhan rahang anak yang mulai membesar.
4. Usia 10–11 Tahun: Tumbuhnya Premolar Pertama
Memasuki usia 10 hingga 11 tahun, gigi susu yang berada di posisi geraham mulai tanggal dan digantikan oleh gigi premolar pertama (first premolar). Gigi ini tumbuh baik di rahang atas maupun bawah dan memiliki bentuk mahkota khas dengan satu atau dua cusp (tonjolan).
Premolar pertama berperan dalam proses mengunyah dan menggiling makanan, menggantikan fungsi gigi geraham susu yang telah tanggal. Selain itu, posisi premolar juga membantu menjaga stabilitas gigi tetangga dan menjaga keharmonisan susunan rahang.
5. Usia 10–12 Tahun: Tumbuhnya Premolar Kedua dan Gigi Taring
Pada usia ini terjadi pertumbuhan gigi premolar kedua (second premolar), yang menggantikan gigi geraham susu terakhir. Premolar kedua memiliki bentuk yang lebih besar dibandingkan premolar pertama dan berfungsi memperkuat efisiensi mengunyah di area posterior (belakang) mulut.
Dalam rentang waktu yang hampir bersamaan, gigi taring permanen (cuspid atau canine) juga mulai tumbuh, biasanya pada usia 11 hingga 12 tahun. Gigi taring memiliki akar yang panjang dan kuat, serta mahkota yang runcing, berfungsi untuk merobek makanan, menjaga susunan lengkung gigi, dan menopang bibir serta pipi.
Pertumbuhan gigi taring sangat penting untuk keseimbangan senyum dan simetri wajah. Karena akar gigi ini panjang dan posisinya di tengah lengkung rahang, gigi taring juga berperan besar dalam stabilitas oklusi atau pertemuan gigi atas dan bawah.
6. Usia 12–13 Tahun: Munculnya Gigi Geraham Kedua
Gigi geraham kedua (second molar) tumbuh di posisi paling belakang lengkung gigi rahang atas dan bawah. Tidak seperti premolar, gigi ini tidak menggantikan gigi susu, tetapi tumbuh secara permanen sebagai tambahan dari deretan gigi. Proses ini menandai hampir berakhirnya fase pertumbuhan gigi permanen pada anak-anak.
Gigi geraham kedua memiliki fungsi utama untuk menggiling dan menghancurkan makanan secara maksimal, serta menjadi penopang penting dalam sistem oklusi. Selain itu, posisi gigi geraham kedua penting dalam menjaga kontak antargigi dan distribusi tekanan kunyah.
7. Usia 17–21 Tahun: Tumbuhnya Gigi Bungsu (Geraham Ketiga)
Gigi bungsu (third molar atau wisdom tooth) merupakan gigi terakhir yang muncul dan umumnya tumbuh antara usia 17 hingga 21 tahun. Gigi ini terletak di bagian paling posterior dari rahang atas dan bawah. Namun, dalam banyak kasus, gigi bungsu tidak tumbuh secara sempurna karena keterbatasan ruang di rahang atau arah pertumbuhannya tidak normal, yang menyebabkan impaksi (terperangkap di dalam tulang atau gusi).
Kondisi impaksi gigi bungsu dapat menyebabkan berbagai masalah seperti nyeri, pembengkakan, infeksi, hingga pergeseran posisi gigi lain. Tidak semua orang memiliki gigi bungsu yang tumbuh; sebagian tidak mengalami pertumbuhan sama sekali hingga usia dewasa akhir.
Jika gigi bungsu tidak tumbuh hingga usia 30-an, besar kemungkinan gigi tersebut tidak akan muncul atau tetap berada dalam kondisi impaksi. Dalam beberapa kasus, pembedahan pengangkatan gigi bungsu dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Hal yang Memengaruhi Pertumbuhan Gigi
Pertumbuhan gigi permanen pada anak tidak hanya mengikuti pola usia tertentu, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis dan lingkungan yang dapat mempercepat atau menghambat prosesnya.
Memahami faktor-faktor ini sangat penting bagi orang tua untuk memantau perkembangan gigi anak secara optimal dan mencegah kemungkinan gangguan di kemudian hari. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memengaruhi usia dan kualitas pertumbuhan gigi permanen:
- Faktor Genetik. Keturunan memainkan peran besar dalam menentukan kapan gigi permanen mulai tumbuh. Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan riwayat pertumbuhan gigi yang lambat atau cepat cenderung memiliki pola pertumbuhan yang serupa. Selain waktu tumbuh, genetik juga dapat memengaruhi ukuran dan bentuk gigi.
- Asupan Nutrisi. Kualitas nutrisi selama masa pertumbuhan sangat berpengaruh terhadap perkembangan jaringan keras seperti gigi. Kalsium, fosfor, vitamin D, dan protein berperan dalam proses mineralisasi dan pembentukan struktur gigi yang kuat. Defisiensi nutrisi ini dapat menyebabkan keterlambatan erupsi gigi dan melemahkan email gigi.
- Kesehatan Gigi dan Mulut. Gigi susu yang mengalami infeksi atau kerusakan dini, terutama jika harus dicabut sebelum waktunya, dapat mengganggu jalur erupsi gigi permanen. Ini bisa menyebabkan gigi tetap tumbuh miring, bergeser, atau bahkan tidak muncul sama sekali karena kehilangan ruang tumbuh yang ideal.
- Kebiasaan Buruk Anak. Kebiasaan seperti mengisap jempol, menggigit kuku atau benda keras, serta jarang menyikat gigi, dapat memberikan tekanan yang tidak seimbang pada rahang dan gigi. Hal ini tidak hanya memengaruhi waktu tumbuhnya gigi, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan posisi dan estetika gigi permanen.
- Kondisi Medis atau Hormonal. Gangguan pertumbuhan seperti hipotiroidisme, gangguan hormon pertumbuhan, serta kelainan tulang seperti osteogenesis imperfecta, bisa memperlambat proses pertumbuhan gigi. Selain itu, anak-anak dengan kondisi medis kronis juga berisiko mengalami keterlambatan erupsi gigi.
- Trauma atau Cedera pada Mulut. Benturan pada rahang atau gigi susu akibat kecelakaan dapat merusak benih gigi permanen yang sedang berkembang di bawahnya. Ini bisa menghambat pertumbuhan, mengubah arah tumbuh, atau bahkan menyebabkan gigi tidak muncul ke permukaan.
- Faktor Lingkungan dan Kesehatan Umum. Paparan bahan kimia tertentu (seperti timbal), infeksi sistemik di usia dini, atau kondisi kesehatan umum yang buruk juga dapat memengaruhi jadwal tumbuh gigi permanen. Lingkungan yang kurang mendukung kebersihan dan kesehatan anak dapat memperbesar risiko gangguan oral termasuk keterlambatan erupsi.
Tips Menjaga Kesehatan Gigi Anak
Menjaga kesehatan gigi anak sejak dini merupakan langkah penting untuk mendukung pertumbuhan gigi permanen yang optimal, mencegah gangguan pada susunan gigi, serta menjaga fungsi bicara dan pengunyahan.
Masa pergantian dari gigi susu ke gigi permanen adalah periode kritis yang membutuhkan perhatian khusus. Berikut beberapa tips efektif dan terbukti secara ilmiah untuk menjaga kesehatan gigi anak:
1. Biasakan Menyikat Gigi Dua Kali Sehari dengan Pasta Gigi Berfluoride
Mengajarkan anak menyikat gigi pagi dan malam hari secara konsisten menggunakan pasta gigi berfluoride membantu mencegah penumpukan plak, mengurangi risiko karies, dan memperkuat struktur email gigi permanen yang baru tumbuh. Gunakan sikat gigi dengan bulu lembut dan ukuran kepala yang sesuai dengan usia anak.
2. Lakukan Pemeriksaan ke Dokter Gigi Setiap 6 Bulan
Pemeriksaan gigi secara berkala memungkinkan dokter gigi memantau perkembangan rahang, mendeteksi dini masalah seperti gigi tumbuh miring, gigi impaksi, maupun tanda-tanda karies dini. Deteksi sejak awal mempermudah perawatan dan mencegah komplikasi jangka panjang.
3. Batasi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis serta Lengket
Gula dari makanan manis dapat dengan cepat diubah menjadi asam oleh bakteri mulut, yang mempercepat proses kerusakan gigi. Camilan lengket seperti permen karet, karamel, atau jelly sulit dibersihkan dan rentan menempel di sela gigi. Sebaiknya beri anak camilan sehat seperti buah segar, keju, atau yogurt tanpa tambahan gula.
4. Gunakan Pelindung Gigi (Mouthguard) saat Anak Berolahraga
Untuk anak yang aktif dalam kegiatan fisik seperti sepak bola, basket, atau bela diri, mouthguard sangat disarankan guna mencegah cedera gigi akibat benturan. Cedera pada gigi yang sedang tumbuh bisa berdampak permanen pada posisi dan kesehatan gigi tersebut.
5. Penuhi Kebutuhan Nutrisi Seimbang Setiap Hari
Nutrisi sangat berperan dalam pembentukan gigi permanen. Pastikan anak mengonsumsi cukup kalsium (susu, keju, ikan teri), vitamin D (telur, ikan berminyak, paparan sinar matahari), serta fosfor dan protein. Hindari defisiensi gizi yang dapat menghambat mineralisasi gigi.
6. Ajarkan Teknik Menyikat Gigi yang Benar Sejak Dini
Tak hanya rutin, menyikat gigi juga harus dilakukan dengan teknik yang benar. Arah menyikat harus dari gusi ke gigi dan menyeluruh ke seluruh permukaan gigi, termasuk bagian belakang gigi geraham. Orang tua disarankan tetap mendampingi anak menyikat gigi hingga usia sekitar 7–8 tahun.
7. Hindari Penggunaan Botol Susu saat Tidur
Memberikan susu dalam botol saat anak tertidur dapat menyebabkan sisa susu menumpuk di mulut, menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri penyebab karies. Ini juga dikenal sebagai “baby bottle tooth decay,” yang dapat merusak gigi susu dan memengaruhi jalur tumbuh gigi permanen.
8. Dorong Anak untuk Banyak Minum Air Putih
Air putih membantu membersihkan sisa makanan dan menetralkan asam di dalam mulut. Kebiasaan ini juga penting untuk mencegah mulut kering, yang dapat memperburuk pertumbuhan bakteri jahat.
Itulah informasi lengkap tentang kapan usia tumbuh gigi permanen pada anak dari Klinik Gigi SATU Dental kali ini.
Usia tumbuh gigi permanen pada anak-anak dimulai pada usia 6 sampai 7 tahun, dan terus tumbu hingga usia 21 tahun, dengan pembagian sebagai berikut:
- Usia 6-7 tahun: Tumbuhnya gigi geraham pertama dan gigi seri tengah bawah.
- Usia 8-9 tahun: Tumbuhnya gigi seri atas.
- Usia 8-9 tahun: Pergantian gigi seri rahang atas dan bawah.
- Usia 10-11 tahun: Tumbuhnya gigi premolar pertama
- Usia 11-12 tahun: Tumbuhnya gigi premolar kedua dan gigi taring.
- Usia 12-13 tahun: Tumbuhnya gigi geraham kedua.
- Usia 17-21 tahun: Tumbuhnya gigi bungsu atau gigi geraham ketiga.
Memahami usia tumbuh gigi permanen sangat penting bagi orang tua agar dapat memantau perkembangan gigi anak dengan tepat dan mencegah berbagai masalah gigi di kemudian hari. Jika Anda menemukan tanda-tanda tumbuh gigi yang tidak biasa atau ingin memastikan kesehatan mulut anak tetap optimal, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga profesional.
Klinik Gigi SATU Dental hadir sebagai solusi terpercaya dengan pelayanan lengkap mulai dari pemeriksaan gigi dasar hingga perawatan spesialis seperti Ortodonti, Kedokteran Gigi Anak, Prostodonsia, dan lain-lain. Dilengkapi dengan teknologi canggih dan standar klinis tinggi, SATU Dental memastikan diagnosa yang akurat dan perawatan yang nyaman serta minim risiko.
Selain itu, SATU Dental juga menyediakan berbagai kemudahan pembayaran, termasuk cicilan 0%, Paylater, serta menerima asuransi kesehatan seperti AdMedika, BNI Life, BRI Life, dan lain-lain sehingga perawatan gigi berkualitas dapat diakses dengan lebih mudah.
Jaga kesehatan gigi anak sejak dini bersama SATU Dental agar tumbuh kembangnya optimal dan senyum cerah selalu terjaga.
Artikel Lainnya yang Terkait
- Gigi Susu Anak: Pengertian, Jumlah, Kapan Tumbuh dan Copot serta Cara Merawatnya
- Tahapan Pertumbuhan Gigi Anak Berdasarkan Usia Anak
- 10 Ciri-ciri Anak Tumbuh Gigi yang Harus Orang Tua Ketahui
- Perbedaan Demam Tumbuh Gigi dan Demam Biasa Pada Anak, Kenali Cirinya!
Referensi
American Dental Association (2021). Tooth Eruption Charts.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2020). Children’s Oral Health.
Townsend, G. C., & Harris, E. F. (2020). Tooth eruption timing: A review of methods and influential factors. Journal of Dental Research, 99(5), 495–502.
- Peretz, B., et al. (2021). Influence of nutritional status on the eruption of permanent teeth in children. Clinical Oral Investigations, 25(1), 233–240.