Klinik Gigi SATU Dental

Fistula Gigi: Gejala, Peyebab, dan Penanganannya

Fistula Gigi: Gejala, Peyebab, dan Penanganannya

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Fistula gigi adalah masalah mulut yang sering tidak disadari oleh banyak orang, bahkan bisa muncul tiba-tiba. Saat Anda merasakan adanya benjolan atau semburan nanah di sekitar gusi, terutama mendadak terasa sakit atau tidak nyaman, kemungkinan ada kaitannya dengan fistula gigi.

Tanpa penanganan segera, kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit, tetapi bisa memperburuk infeksi dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Untuk Anda yang pernah merasakan benjolan kecil atau saluran berisi nanah dari gusi, mengetahui lebih lanjut tentang fistula gigi penting agar bisa mendapatkan perawatan tepat waktu.

Artikel ini akan mengupas tentang gejala, penyebab, serta cara menangani fistula gigi secara akurat agar Anda bisa mengambil langkah cepat dan efektif.

Table of Contents

Apa Itu Fistula pada Gigi?

Fistula gigi secara klinis didefinisikan sebagai jalur abnormal yang menghubungkan saluran infeksi pada akar gigi ke permukaan gusi atau kulit. Dalam istilah medis disebut juga dental fistula atau gingival fistula. 

Jalur ini terbentuk karena adanya abses kronis akibat infeksi yang tidak tertangani sempurna, di mana nanah mencari jalan keluar misalnya melalui gusi (fistula intraoral) atau bahkan sampai ke kulit wajah (fistula eksternal) .

Pada gambar anatomi gigi, terlihat peran penting struktur akar dan jaringan periodontal. Bila infeksi pada pulpa gigi atau periodonsium tidak diatasi, selanjutnya bisa membentuk fistula gigi sebagai jalan keluarnya nanah. 

Proses tersebut memakan waktu, dan sering kali gejala nyeri bisa berkurang ketika nanah sudah mengalir via fistula, sehingga malah membuat pasien merasa kondisi membaik padahal infeksinya persisten.

Baca Juga: Rontgen Gigi: Pengertian dan Prosedurnya

Gejala Fistula

Gejala fistula gigi dapat berbeda-beda tergantung pada lokasi, tingkat keparahan infeksi, dan respons tubuh terhadap peradangan. Mengetahui ciri-cirinya secara rinci akan membantu Anda segera memeriksakan kondisi ini ke klinik gigi terpercaya.

  1. Benjolan atau Saluran Kecil di Gusi. Penanda utama fistula gigi adalah munculnya benjolan atau saluran kecil di gusi, biasanya dekat gigi yang bermasalah. Kadang disertai nanah atau cairan keruh yang keluar saat ditekan.
  2. Rasa Nyeri atau Ngilu. Nyeri pada fistula gigi dapat muncul hebat saat abses terbentuk, lalu mereda saat nanah mengalir. Rasa nyeri ini bisa berulang sesuai kondisi nanah di saluran.
  3. Pembengkakan pada Wajah atau Rahang. Infeksi parah yang menyebabkan fistula gigi dapat menimbulkan pembengkakan, baik intraoral maupun di permukaan kulit wajah, terutama jika fistula eksternal.
  4. Keluarnya Cairan Nanah dari Gusi atau Kulit. Fistula gigi tidak selalu terbuka di dalam mulut. Pada beberapa kasus, terutama di gigi geraham bawah atau taring atas, fistula bisa muncul di kulit wajah (fistula ekstraoral) sebagai luka kecil kronis di pipi, dagu, atau bawah mata, sering disangka jerawat, padahal berasal dari infeksi gigi.
  5. Bau Mulut yang Tidak Sedap. Kantung nanah pada fistula gigi sering menyebabkan bau mulut yang tidak biasa, meski Anda sudah menjaga kebersihan mulut dengan baik.
  6. Demam, Lemah, dan Sakit Kepala. Bila infeksi sudah menyebar, tubuh mungkin merespons dengan demam ringan dan sakit kepala, walau hanya dialami sekitar separuh pasien.
  7. Perubahan Warna Gigi atau Gusi. Pada kasus fistula gigi kronis, gigi yang terinfeksi bisa tampak lebih gelap dari gigi lainnya karena kematian pulpa. Warna gusi di sekitar fistula juga bisa berubah menjadi merah keunguan atau bahkan kehitaman, tanda adanya peradangan menahun.
  8. Gigi Goyang atau Sensitif. Infeksi kronis yang memicu fistula gigi juga berdampak pada jaringan penyangga gigi. Ini bisa membuat gigi terasa goyang, sensitif terhadap suhu panas atau dingin, atau bahkan terasa ‘panjang’ akibat perubahan tekanan di sekitar tulang alveolar. Bila dibiarkan, gigi dapat tanggal secara spontan akibat rusaknya jaringan penyangga.

Baca Juga: 4 Cara Merawat Gigi Sensitif dengan Tepat

Penyebab Fistula

Penyebab Fistula

Fistula gigi bisa menjadi berbahaya jika infeksi menyebar ke jaringan sekitar atau menyebar via aliran darah. Meski bentuknya benjolan kecil, bila tidak ditangani peradangan bisa mahal, menyebabkan demam, abses yang lebih besar, hingga komplikasi sistemik. Maka dari itu, penting untuk mengenali penyebabnya, di antaranya:

  1. Infeksi Pulpa (Pulpitis dan Nekrosis Pulpa). Infeksi yang bermula pada pulpitis akut atau nekrosis pulpa dapat berkembang menjadi fistula gigi bila tidak dirawat. Bakteri menyebar melalui akar dan menyebabkan abses periapikal.
  2. Periapikal Kronis. Infeksi di ujung akar gigi yang tidak diobati dapat menjalar ke jaringan sekitar, membentuk kavitas berisi nanah, dan akhirnya menyebabkan fistula gigi.
  3. Trauma atau Kelalaian Kebersihan. Trauma fisik pada gigi atau kurangnya perawatan kebersihan mulut bisa memicu fistula gigi. Sebagai contoh, kasus pada wanita lansia dengan penyakit sistemik yang lupa merawat giginya hingga terbentuk fistula eksternal.
  4. Penyakit Sistemik dan Imunosupresi. Individu dengan sistem imun rendah (misal pasien diabetes atau sering menggunakan kortikosteroid) lebih rentan mengalami fistula gigi karena kemampuan tubuh memerangi infeksi terganggu .
  5. Kesalahan Diagnosis. Fistula gigi sering keliru didiagnosis, sehingga pada kasus pasien dengan fistula ekstraoral sering dikenali sebagai luka kulit bukan masalah gigi. Hal ini dapat terjadi pada sekitar 50% pasien yang kemudian menjalani prosedur bedah tanpa mengatasi akar penyebab sehingga fistula gigi tetap muncul kembali.

Cara Menangani Fistula Gigi

Penanganan fistula gigi harus menyasar dua hal: menghilangkan infeksi dan saluran fistula itu sendiri.

1. Drainase

Drainase adalah langkah awal untuk fistula gigi, yakni membuka saluran dan mengeluarkan nanah. Hal ini efektif meringankan tekanan, mengurangi rasa sakit, dan mempercepat penyembuhan.

2. Obat Antibiotik

Pengobatan fistula gigi harus dibarengi antibiotik. Pilihan yang umum termasuk kombinasi amoxicillin–klavulanat, clindamycin, atau penisilin-metronidazol. Pada pasien imunokompromais, pendekatan antibiotik sistemik wajib dilakukan.

3. Cabut Gigi atau Perawatan Saluran Akar

Jika gigi masih bisa diselamatkan, fistula gigi diatasi dengan perawatan saluran akar (root canal). Bila kerusakan cukup parah, gigi perlu dicabut. Perawatan ini menyasar penyebab utama, bukan hanya saluran fistula.

Lalu, bagaimana jika fistula terjadi pada gusi? Apakah fistula gusi bisa hilang? Tentu saja bisa, Fistula gusi bisa sembuh jika penyebab infeksinya ditangani dan dengan kombinasi drainase, antibiotik, dan perawatan atau pencabutan gigi.

Baca Juga: Cabut Gigi: Pengertian, Manfaat, Prosedur, dan Perawatannya

Perawatan Fistula Gigi di Klinik Gigi SATU Dental

Fistula gigi memang berpotensi berat, tetapi jika ditangani cepat dengan drainase, antibiotik, dan perawatan saluran akar atau pencabutan gigi di SATU Dental, Anda bisa mendapatkan hasil yang aman, nyaman, dan akurat. Klinik kami dilengkapi teknologi mutakhir dan dokter umum serta spesialis yang siap memberikan perawatan sesuai kebutuhan.

Di Klinik Gigi SATU Dental, penanganan fistula gigi Anda akan dilakukan secara profesional, transparan, dan terjangkau berkat berbagai metode pembayaran, mulai dari asuransi hingga cicilan 0%.

Segera kunjungi lokasi atau hubungi Klinik Gigi SATU Dental jika Anda mendapati gejala fistula gigi. Diagnosis awal dan perawatan cepat dapat mencegah kondisi ini berkembang menjadi masalah serius.

Artikel Lainnya yang Terkait

Referensi

  • Journal of Dentistry Indonesia. (2014). Zinc Oxide E Zinc Oxide Eugenol-F ugenol-Formocresol Root Canal T esol Root Canal Treatment F eatment Fails to Treat a Deciduous T eat a Deciduous Tooth with Dentoalveolar Abcess eolar Abcess.

  • Journal of Wound Management and Research. (2020). A Case of Odontogenic Fistula Misdiagnosed as Cutaneous Ulcer on the Alar-Facial Angle. DOI: https://doi.org/10.22467/jwmr.2020.01249.

  • Uda, C., Ohta, R., Koike, T., & Sano, C. (2024). Challenges in Managing External Dental Fistula in an Immunocompromised Elderly Patient: A Case Report. Cureus, 16(9), e69742. https://doi.org/10.7759/cureus.69742.

  • JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi). (2021). PENYAKIT PULPA DAN PERAWATAN SALURAN AKAR SATU KALI KUNJUNGAN: LITERATURE REVIEW.

     

Cabang Klinik Gigi SATU Dental

Buat Jadwal di Klinik SATU Dental