Klinik Gigi SATU Dental

Rahang Berbunyi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Rahang Berbunyi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Breadcrumb

Rahang yang berbunyi saat membuka atau menutup mulut sering kali dianggap hal sepele, padahal kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pada sendi temporomandibular (TMJ), yang berperan penting dalam pergerakan rahang. Bunyi klik atau letupan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan menggertakkan gigi hingga masalah pada struktur sendi rahang itu sendiri.

Jika dibiarkan, rahang berbunyi tidak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga dapat memicu masalah kesehatan yang lebih serius. Artikel ini akan membahas penyebab umum dari rahang berbunyi dan cara-cara efektif untuk mengatasinya, mulai dari perawatan mandiri hingga konsultasi profesional.

Table of Contents

Penyebab Rahang Berbunyi saat Bergerak

Penyebab Rahang Berbunyi saat Bergerak

Bunyi pada rahang biasanya terjadi karena adanya gangguan pada struktur sendi atau jaringan di sekitar rahang. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rahang berbunyi mencakup berbagai kondisi medis serta kebiasaan sehari-hari yang memengaruhi sendi rahang atau dikenal sebagai sendi temporomandibular. Berikut beberapa penyebab umum rahang berbunyi yang perlu diperhatikan:

1. Radang pada Rahang

Radang pada rahang, dikenal dengan istilah artritis temporomandibular, merupakan salah satu penyebab umum rahang berbunyi. Sendi temporomandibular (TMJ) berperan penting dalam fungsi rahang dan menghubungkan rahang dengan tulang tengkorak. Ketika sendi ini mengalami peradangan akibat arthritis, tulang rawan yang melapisi sendi menjadi rusak, menyebabkan gesekan antar tulang saat rahang digerakkan.

Gesekan ini menciptakan bunyi yang khas, sering kali disertai dengan rasa nyeri dan pembengkakan di sekitar sendi. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai jenis arthritis, termasuk osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Pengobatan untuk radang ini melibatkan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan terapi fisik untuk membantu mengurangi peradangan dan memperbaiki fungsi sendi.

Baca Juga: Radang Gusi: Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya

2. Sindrom Nyeri Myofascial (MPS)

Sindrom nyeri myofascial (MPS) adalah kondisi yang menyebabkan ketegangan otot yang signifikan di area wajah, termasuk otot-otot rahang. Ketegangan otot yang berlebihan ini dapat mengganggu stabilitas sendi temporomandibular, menyebabkan rahang berbunyi saat digerakkan.

Selain bunyi, pasien dengan MPS sering merasakan nyeri yang menyebar di sekitar wajah dan rahang, terutama saat mengunyah atau berbicara dalam waktu yang lama. Penyebab MPS umumnya berkaitan dengan stres emosional, postur tubuh yang buruk, atau cedera otot. Penanganan MPS biasanya mencakup terapi pijat, latihan peregangan, serta penggunaan relaksan otot untuk mengurangi ketegangan pada otot-otot rahang.

3. Sleep Apnea

Sleep apnea, gangguan tidur yang ditandai dengan jeda pernapasan berulang kali saat tidur, juga dapat memengaruhi otot dan sendi rahang. Penderita sleep apnea sering kali mengalami ketegangan otot wajah dan rahang yang berlebihan akibat gangguan pernapasan selama tidur, terutama jika disertai dengan kebiasaan menggertakkan gigi atau bruksisme. Ketegangan ini dapat menyebabkan bunyi pada rahang saat bergerak di siang hari.

Untuk mengatasi kondisi ini, perawatan sleep apnea menggunakan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) sering kali diperlukan, bersama dengan penanganan bruksisme untuk mengurangi ketegangan otot rahang.

4. Gangguan Sendi Temporomandibular (TMD)

Gangguan sendi temporomandibular (TMD) adalah penyebab utama dari rahang berbunyi. Kondisi ini terjadi ketika sendi TMJ tidak berfungsi dengan baik akibat kerusakan pada tulang rawan, otot, atau ligamen yang mengelilinginya. Bunyi klik atau letupan yang terdengar saat rahang digerakkan merupakan salah satu gejala khas TMD. Gangguan ini juga disertai dengan nyeri pada area sendi dan kesulitan membuka mulut secara maksimal.

Penyebab TMD meliputi trauma fisik, ketegangan otot akibat stres, atau kebiasaan buruk seperti menggertakkan gigi. Perawatan untuk TMD melibatkan terapi fisik, penggunaan pelindung mulut (splint), serta obat-obatan untuk meredakan nyeri dan peradangan.

5. Maloklusi Gigi

5. Maloklusi Gigi

Maloklusi gigi, yaitu kondisi ketika susunan gigi tidak sejajar dengan benar, dapat menyebabkan ketidakseimbangan tekanan pada sendi TMJ. Ketika gigi tidak sejajar, tekanan yang dihasilkan saat mengunyah atau berbicara menjadi tidak merata, menyebabkan pergeseran abnormal pada sendi rahang.

Pergeseran ini bisa memicu bunyi pada rahang saat digerakkan. Pengobatan maloklusi meliputi penggunaan kawat gigi atau alat ortodontik lainnya untuk menyelaraskan posisi gigi dan mengurangi tekanan pada sendi temporomandibular.

6. Kebiasaan Menggertakkan Gigi (Bruksisme)

6. Kebiasaan Menggertakkan Gigi (Bruksisme)

Bruksisme, kebiasaan menggertakkan gigi yang sering terjadi tanpa disadari, terutama saat tidur, merupakan salah satu faktor utama yang dapat merusak sendi TMJ. Tekanan yang dihasilkan dari kebiasaan ini dapat menyebabkan kerusakan pada sendi rahang, mengakibatkan bunyi saat rahang digerakkan.

Selain bunyi, bruksisme juga dapat menyebabkan keausan pada gigi, nyeri pada sendi rahang, dan otot wajah yang tegang. Penanganan bruksisme melibatkan penggunaan pelindung mulut saat tidur, serta terapi relaksasi untuk mengurangi kebiasaan menggertakkan gigi.

7. Arthritis Rheumatoid (RA)

Arthritis rheumatoid (RA) adalah gangguan autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada sendi-sendi di seluruh tubuh, termasuk sendi rahang. Pada RA, sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendi, menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan tulang di sekitar TMJ.

Akibatnya, rahang berbunyi saat digerakkan, disertai dengan gejala seperti kekakuan, nyeri, dan pembengkakan pada sendi. Perawatan RA melibatkan penggunaan obat antiinflamasi, pengobatan biologis untuk mengontrol aktivitas sistem kekebalan, serta terapi fisik untuk menjaga fleksibilitas sendi.

8. Tumor

Meskipun jarang, tumor yang berkembang di sekitar sendi rahang juga dapat menjadi penyebab rahang berbunyi. Tumor yang tumbuh di area ini dapat mengubah struktur anatomi sendi TMJ, menyebabkan pergeseran atau kerusakan pada tulang dan jaringan lunak di sekitarnya.

Kondisi ini tidak hanya menyebabkan bunyi pada rahang, tetapi juga gejala tambahan seperti pembengkakan, nyeri yang menetap, dan perubahan bentuk rahang. Penanganan tumor umumnya melibatkan prosedur bedah untuk mengangkat tumor dan mengembalikan fungsi normal sendi.

Baca Juga: Tumor Gusi: Penyebab, Gejala dan Jenis 

Cara Mengatasi Rahang Berbunyi

Menangani rahang berbunyi dapat dilakukan melalui berbagai cara tergantung pada penyebabnya. Beberapa langkah efektif yang dapat dilakukan untuk mengatasi rahang berbunyi adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan Pelindung Gigi

1. Menggunakan Pelindung Gigi

Penggunaan pelindung gigi, terutama saat tidur, sangat efektif untuk mengatasi rahang berbunyi yang disebabkan oleh bruksisme. Pelindung ini berfungsi untuk mengurangi tekanan berlebihan pada sendi rahang dengan mencegah gigi saling menggertak. Alat ini juga membantu melindungi gigi dari kerusakan akibat gesekan terus-menerus. Pelindung gigi biasanya direkomendasikan oleh dokter gigi dan dibuat secara khusus agar sesuai dengan bentuk mulut setiap individu.

2. Peregangan Wajah dan Rahang

Melakukan latihan peregangan untuk wajah dan rahang dapat membantu meredakan ketegangan otot yang menyebabkan rahang berbunyi. Latihan ini meliputi gerakan membuka dan menutup rahang secara perlahan serta peregangan otot di sekitar rahang. Peregangan ini dapat meningkatkan fleksibilitas otot rahang dan mengurangi ketegangan yang berlebihan, sehingga mengurangi bunyi pada rahang.

3. Terapi dengan Psikolog

Terapi psikologis, terutama terapi kognitif perilaku (CBT), dapat membantu mengelola stres dan kebiasaan buruk seperti menggertakkan gigi. Stres sering kali menjadi pemicu ketegangan otot di sekitar rahang dan menyebabkan bunyi pada rahang. Dengan terapi psikologis, individu dapat belajar teknik relaksasi dan strategi pengelolaan stres yang efektif untuk meredakan ketegangan otot rahang.

4. Kompres Air Hangat

Mengompres area rahang dengan air hangat dapat membantu meredakan peradangan dan nyeri yang menyebabkan rahang berbunyi. Suhu hangat dari kompres dapat meningkatkan sirkulasi darah di sekitar sendi rahang, yang membantu melemaskan otot-otot dan mengurangi kekakuan. Kompres ini sebaiknya dilakukan beberapa kali sehari untuk mendapatkan hasil yang optimal.

5. Kurangi Makan dengan Tekstur Keras

Menghindari makanan yang keras dan sulit dikunyah dapat mengurangi tekanan pada sendi rahang, sehingga membantu meredakan bunyi pada rahang. Makanan dengan tekstur keras, seperti daging yang keras atau kacang-kacangan, dapat memperburuk kondisi rahang dan memperparah bunyi ketika rahang digerakkan. Mengonsumsi makanan yang lebih lunak dan mudah dikunyah adalah langkah pencegahan yang efektif.

Efek Jangka Panjang Bila Rahang Berbunyi Dibiarkan

Mengabaikan masalah rahang berbunyi dapat menyebabkan berbagai efek jangka panjang yang merugikan kesehatan. Banyak orang yang menganggap bahwa suara tersebut hanyalah gangguan kecil, padahal kondisi ini bisa jadi merupakan tanda adanya gangguan yang lebih serius. Jika tidak ditangani dengan baik, berikut adalah beberapa efek jangka panjang yang mungkin terjadi:

1. Kerusakan Sendi Temporomandibular (TMJ)

Rahang berbunyi sering kali disebabkan oleh gangguan pada sendi temporomandibular. Jika kondisi ini dibiarkan, kerusakan pada sendi ini dapat terus berlanjut, yang berujung pada peradangan kronis. Hal ini dapat mengakibatkan nyeri yang terus-menerus, penurunan fungsi rahang, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti mengunyah atau berbicara.

Pada tahap lanjut, kerusakan ini bisa menyebabkan terjadinya deformitas pada sendi, yang membuat perawatan semakin kompleks dan menyakitkan.

Baca Juga: Bisakah Botox Mengatasi TMJ (Temporomandibular Joint)?

2. Nyeri Kronis

Ketegangan otot dan peradangan yang berkelanjutan akibat rahang berbunyi dapat menyebabkan nyeri kronis di area sekitar wajah, rahang, dan leher. Nyeri ini tidak hanya terbatas pada rahang, tetapi juga bisa menyebar ke area lain seperti tengkuk dan bahu, yang menyebabkan ketidaknyamanan secara keseluruhan.

Nyeri kronis dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup seseorang, membuat mereka sulit untuk fokus pada pekerjaan atau aktivitas lainnya.

3. Penyakit Gusi

Gangguan pada rahang juga dapat memengaruhi cara seseorang mengunyah dan menjaga kebersihan mulut. Ketika rahang berbunyi, seseorang mungkin akan menghindari gerakan mengunyah yang normal, yang dapat menyebabkan akumulasi sisa makanan dan plak.

Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit gusi, yang ditandai dengan peradangan, pendarahan, dan infeksi pada gusi. Penyakit gusi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan penyangga gigi, yang berpotensi mengakibatkan kehilangan gigi.

Baca Juga: Penyakit Gusi: Gingivitis (Radang Gusi) dan Periodontitis 

4. Gangguan Tidur

Rahang berbunyi sering kali disertai dengan kebiasaan menggertakkan gigi (bruksisme), yang dapat mengganggu pola tidur. Kebiasaan ini biasanya terjadi saat tidur tanpa disadari, menyebabkan otot-otot rahang dan wajah menjadi tegang.

Gangguan tidur yang diakibatkan oleh bruksisme dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk, yang berujung pada kelelahan kronis, penurunan konsentrasi, dan masalah kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi. Kualitas tidur yang buruk juga dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, termasuk penyakit jantung dan obesitas.

5. Perubahan Postur

Untuk mengatasi nyeri atau ketidaknyamanan akibat rahang berbunyi, seseorang mungkin akan mengubah cara mereka bergerak atau berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mereka mungkin cenderung menahan kepala dalam posisi tertentu atau membungkuk untuk mengurangi rasa sakit.

Perubahan ini dapat mempengaruhi postur tubuh secara keseluruhan dan menyebabkan masalah di bagian tubuh lain, seperti punggung dan leher. Postur yang buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri punggung, sakit kepala, dan masalah muskuloskeletal lainnya.

Itulah informasi lengkap tentang rahang berbunyi dari Klinik Gigi SATU Dental kali ini. Dari informasi tersebut, kini Anda telah mengetahui bahwa beberapa penyebab rahang berbunyi adalah karena radang pada rahang, sindrom nyeri myofascial (MPS), sleep apnea, gangguan sendi temporomandibular (TMD), maloklusi gigi, bruksisme, arthritis rheumatoid (RA), dan bisa juga karena tumor.

Untuk mengatasi rahang berbunyi ada beberapa cara bisa Anda pilih, diantaranya adalah menggunakan pelindung gigi, perengangan wajah dan rahang, terapi dengan psikolosi, kompres air hangat, kurangi makan makanan dengan tekstur yang keras. Namun, jika bunyi pada rahang disertai dengan nyeri atau gangguan fungsi, penting untuk tidak menunda konsultasi ke profesional kesehatan gigi.

Penanganan yang tepat dari dokter gigi akan membantu mengidentifikasi akar masalah dan memberikan solusi yang efektif. Jika Anda mengalami masalah rahang berbunyi, segera konsultasikan ke Klinik Gigi SATU Dental untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dan profesional.

Artikel Lainnya yang Terkait

Referensi

  • American Dental Association. (2020). “Temporomandibular Joint Disorder (TMD).” 
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). “Arthritis in the Jaw: A Public Health Problem.” Retrieved from 
  • Rizzatti-Barbosa, C. M., Cunali, P. A., de Freitas Fernandes, G., & Fernandes, J. P. (2020). Temporomandibular Joint and Sleep Apnea: The Role of TMJ in Obstructive Sleep Apnea. Journal of Oral and Maxillofacial Surgery, 78(5), 765-772.

Artikel Terbaru

Cabang Klinik Gigi SATU Dental

Buat Jadwal di Klinik SATU Dental