Klinik Gigi SATU Dental

Penyebab Lidah Tergigit dan Alasan Kenapa Sering Terjadi

Penyebab Lidah Tergigit dan Alasan Kenapa Sering Terjadi

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Breadcrumb

Lidah tergigit mungkin terdengar seperti masalah kecil yang sering kali diabaikan, tetapi bagi sebagian orang, kejadian ini bisa sangat mengganggu dan bahkan menimbulkan rasa sakit. Sering kali, kita tidak menyadari bahwa lidah tergigit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan tidur yang tidak sadar hingga kondisi medis tertentu.

Meskipun tampak sepele, penyebab lidah tergigit bisa sangat beragam, dan penting untuk mengenali alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Beberapa faktor yang berperan dalam kejadian ini termasuk gangguan tidur, stres, hingga masalah neurologis. Artikel ini akan membahas secara mendalam penyebab lidah tergigit dan alasan mengapa masalah ini sering terjadi, serta memberikan wawasan tentang cara mengatasinya.

Table of Contents

Penyebab Lidah Tergigit dan Alasan Kenapa Sering Terjadi

Penyebab Lidah Tergigit dan Alasan Kenapa Sering Terjadi

Lidah tergigit adalah masalah yang sering dialami banyak orang, terutama dalam kondisi yang tidak disadari, seperti saat tidur atau mengunyah. Namun, meskipun tampak sepele, kondisi ini sering kali menjadi indikasi dari berbagai masalah kesehatan yang lebih kompleks, baik itu fisik, neurologis, maupun kebiasaan sehari-hari yang tidak disadari.

Lidah tergigit tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga bisa menandakan kondisi medis tertentu yang memerlukan perhatian. Berikut adalah beberapa penyebab umum yang perlu dipahami untuk mengetahui mengapa lidah sering tergigit:

1. Pembesaran Lidah

Pembesaran lidah, atau macroglossia, adalah kondisi di mana lidah tumbuh lebih besar dari ukuran normal. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis seperti gangguan tiroid, diabetes, atau bahkan kelainan genetik seperti sindrom Down. Pembesaran lidah menyebabkan ruang di mulut menjadi terbatas, yang mengakibatkan lidah lebih mudah tergigit, terutama saat berbicara atau tidur.

Ketika lidah tidak dapat bergerak dengan bebas, risiko untuk tergigit meningkat, karena gerakan lidah yang terbatas dapat menyebabkan benturan dengan gigi atau rahang saat mengunyah atau tidur.

2. Gangguan Tidur dan Bruxism

Bruxism adalah kebiasaan menggertakkan gigi yang terjadi secara tidak sadar, biasanya pada malam hari. Gangguan tidur ini dapat menyebabkan tekanan berlebihan pada gigi dan otot mulut, yang sering berujung pada lidah tergigit.

Gerakan menggertakkan gigi saat tidur memaksa lidah bergerak dalam posisi yang tidak biasa, sehingga meningkatkan kemungkinan lidah terjepit atau tergigit. Selain itu, gangguan tidur lain seperti sleep apnea dapat menyebabkan pergerakan mulut yang tidak terkendali saat seseorang mengalami kesulitan bernapas di malam hari, yang juga dapat menyebabkan lidah tergigit.

3. Gangguan Pergerakan Ritmik

3. Gangguan Pergerakan Ritmik

Gangguan pergerakan ritmik, seperti yang sering ditemukan pada penyakit Parkinson atau gangguan neurologis lainnya, dapat mempengaruhi koordinasi otot-otot tubuh, termasuk otot-otot mulut. Penderita Parkinson, misalnya, sering mengalami gerakan tubuh yang tidak terkendali, yang termasuk gerakan lidah.

Ketidakmampuan untuk mengontrol pergerakan lidah dapat menyebabkan lidah bergerak tanpa tujuan yang jelas dan lebih mudah tergigit. Selain itu, gangguan pergerakan ini bisa semakin parah saat tidur atau saat seseorang tidak sadar, sehingga lidah menjadi lebih rentan untuk tergigit.

4. Ukuran Gigi Palsu yang Kurang Sesuai

Gigi palsu yang tidak sesuai dengan ukuran mulut atau terlalu besar dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah pada pergerakan lidah. Lidah yang terjepit di antara gigi palsu yang tidak pas bisa menyebabkan iritasi atau bahkan tergigit, terutama saat berbicara atau mengunyah makanan.

Ketidaksesuaian ukuran gigi palsu ini mempengaruhi kenyamanan pasien, dan karena lidah harus beradaptasi dengan gigi palsu yang kurang sesuai, ia menjadi lebih rentan untuk tergigit. Oleh karena itu, penting bagi seseorang yang menggunakan gigi palsu untuk memastikan bahwa gigi palsu tersebut dipasang dengan benar dan sesuai dengan bentuk mulut agar tidak menyebabkan masalah pada lidah.

Baca Juga: 5 Jenis Gigi Palsu Ternyaman dan Cara Merawatnya

5. Epilepsi

5. Epilepsi

Pada penderita epilepsi, kejang-kejang yang terjadi secara tiba-tiba dapat menyebabkan gerakan otot yang tidak terkontrol, termasuk pada otot mulut dan lidah. Saat kejang, gerakan yang kuat dan tidak terkendali bisa menyebabkan lidah tergigit, terutama saat kejang melibatkan otot-otot mulut yang mengeras.

Kejang-kejang besar (grand mal) sering kali memicu tabrakan antara gigi dan lidah, dengan tekanan yang cukup kuat untuk menyebabkan luka atau cedera pada lidah. Kejang ini dapat berlangsung beberapa detik hingga menit, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera pada lidah.

6. Lyme

Penyakit Lyme, yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu, seringkali memiliki gejala neurologis yang serius. Salah satu gejala langka yang bisa timbul akibat penyakit ini adalah gangguan pergerakan otot, termasuk pada otot wajah dan mulut. Gejala ini dapat menyebabkan koordinasi otot yang terganggu, sehingga lidah bergerak tidak terkendali. Gerakan lidah yang tidak teratur ini dapat meningkatkan risiko lidah tergigit, terutama pada penderita Lyme yang mengalami gangguan saraf yang mempengaruhi fungsi motorik tubuh.

7. Faktor Stres

7. Faktor Stres

Stres adalah salah satu faktor psikologis yang dapat memengaruhi kebiasaan tidur seseorang. Ketegangan otot yang disebabkan oleh stres dapat menyebabkan seseorang tanpa sadar menggertakkan gigi atau mengatupkan rahang terlalu kuat.

Ketika otot-otot mulut tegang, lidah cenderung terjepit di antara gigi atau rahang yang menekan terlalu keras. Selain itu, stres emosional juga bisa memicu kebiasaan mengisap atau menggigit lidah secara tidak sadar, terutama saat seseorang merasa tertekan atau cemas. Hal ini dapat memperburuk masalah lidah tergigit jika stres tidak segera ditangani.

8. Konsumsi Obat Antidepresan

Obat antidepresan, yang digunakan untuk mengatur keseimbangan kimiawi otak, sering memiliki efek samping yang memengaruhi sistem saraf dan otot tubuh.

Beberapa jenis obat ini dapat menyebabkan gangguan pada kontrol motorik, termasuk pergerakan lidah. Penderita yang mengonsumsi obat antidepresan mungkin mengalami kesulitan dalam mengontrol gerakan lidah mereka, sehingga meningkatkan kemungkinan lidah tergigit, terutama saat tidur atau berbicara. Efek samping ini terjadi karena obat-obatan tersebut mempengaruhi neurotransmitter yang berperan dalam mengatur fungsi otot tubuh.

Pengobatan Lidah Tergigit

Lidah tergigit dapat terjadi karena berbagai faktor yang berbeda, dan pengobatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ini:

1. Konsultasi Medis 

Jika lidah tergigit terjadi secara berulang, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi atau spesialis medis untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Pemeriksaan fisik dan neurologis akan dilakukan untuk menentukan apakah ada gangguan kesehatan seperti masalah neurologis atau fisik yang perlu ditangani.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merujuk ke spesialis lain, seperti ahli saraf, untuk evaluasi lebih lanjut jika penyebabnya berkaitan dengan gangguan saraf atau pergerakan otot yang tidak terkontrol.

Baca Juga: Kapan Harus Periksa Gigi ke Dokter Gigi? Jenis Perawatan, Tujuan, dan Prosedur

2. Penggunaan Pelindung Mulut (Night Guard) 

2. Penggunaan Pelindung Mulut (Night Guard) 

Salah satu cara efektif untuk menangani lidah tergigit yang terjadi saat tidur atau akibat bruxism (kebiasaan menggertakkan gigi) adalah dengan menggunakan pelindung mulut. Alat ini, yang biasanya terbuat dari bahan elastis dan dapat disesuaikan, dipakai saat tidur untuk melindungi gigi dan lidah dari cedera akibat tekanan atau gesekan yang berlebihan.

Selain itu, pelindung mulut juga membantu mengurangi ketegangan pada otot-otot mulut, yang seringkali menjadi pemicu ketegangan otot wajah dan lidah.

3. Terapi Pengendalian Stres 

Stres emosional atau ketegangan fisik dapat menyebabkan seseorang menggigit lidah atau gigi secara tidak sadar, terutama saat tidur. Jika stres adalah faktor pemicu, terapi pengelolaan stres seperti meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dalam dapat sangat membantu.

Terapi perilaku kognitif juga dapat digunakan untuk mengatasi kebiasaan menggigit atau ketegangan yang timbul akibat stres. Dengan mengurangi stres, kebiasaan menggigit lidah bisa diminimalkan, dan pemulihan otot-otot mulut pun bisa lebih cepat.

4. Perawatan Medis untuk Penyakit yang Mendasari 

Jika lidah tergigit disebabkan oleh gangguan medis tertentu, seperti epilepsi atau gangguan pergerakan ritmik (misalnya pada penyakit Parkinson), maka pengobatan yang sesuai dengan kondisi tersebut sangat diperlukan. Untuk pasien epilepsi, misalnya, pengobatan dengan antikonvulsan atau pengaturan dosis obat bisa membantu mengurangi frekuensi kejang, sehingga mengurangi kemungkinan lidah tergigit saat kejang.

Dalam kasus gangguan pergerakan otot, terapi fisik atau penggunaan obat-obatan yang menenangkan sistem saraf bisa membantu mengurangi pergerakan lidah yang tidak terkontrol.

5. Penyesuaian Gigi Palsu

Jika lidah tergigit disebabkan oleh penggunaan gigi palsu yang tidak pas, maka penyesuaian atau pembuatan gigi palsu baru dengan ukuran yang lebih sesuai perlu dilakukan. Gigi palsu yang tidak sesuai bisa membuat lidah terjepit atau tertekan, meningkatkan risiko tergigit.

Dokter gigi akan melakukan penyesuaian gigi palsu atau memberikan gigi palsu baru yang lebih nyaman dan sesuai dengan bentuk mulut dan gigi. Hal ini akan membantu mencegah cedera pada lidah dan meningkatkan kenyamanan pengguna gigi palsu.

Baca Juga: Harga Gigi Palsu Permanen dan Lepasan

Lidah tergigit memang sering dianggap sebagai masalah ringan, namun kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit yang mengganggu dan berdampak pada kualitas hidup Anda. Penyebabnya bisa sangat bervariasi, mulai dari kebiasaan tidur yang buruk, gangguan neurologis, hingga faktor stres. Oleh karena itu, penting untuk segera mengidentifikasi penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Beberapa penyebab lidah tergigit antara lain adalah karena pembesaran lidah, gangguan tidur dan bruxism, gangguan pergerakan ritmik, ukuran gigi palsu yang tidak tepat, epilepsi, lyme, karena faktor stres, atau bisa karena mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Jika Anda sering mengalami masalah ini atau merasa khawatir dengan kondisi kesehatan mulut Anda, konsultasikan segera ke dokter gigi atau spesialis yang berpengalaman.

Untuk mendapatkan solusi terbaik bagi kesehatan gigi dan mulut Anda, Klinik Gigi SATU Dental hadir untuk membantu. SATU Dental memiliki lebih dari 50 cabang di Jabodetabek, Semarang, dan Surabaya, dengan pelayanan berkualitas serta didukung oleh dokter gigi dan spesialis yang siap mengatasi berbagai permasalahan gigi dan mulut, termasuk lidah tergigit.

Dengan komitmen untuk memberikan perawatan terbaik, SATU Dental merupakan pilihan tepat bagi Anda yang menginginkan perawatan gigi yang terpercaya dan profesional.

Artikel Lainnya yang Terkait

Referensi

  • American Academy of Neurology. (2020). Epilepsy: Causes and Treatment. Neurology Journal, 78(12), 1345-1353.

  • American Dental Association. (2021). Bruxism: Causes, Symptoms, and Treatments. Journal of the American Dental Association, 152(7), 532-540.

  • CDC. (2022). Epilepsy and Seizures: Impact on Oral Health. Centers for Disease Control and Prevention.

  • Dworkin, S. F., & LeResche, L. (2019). Epidemiology of bruxism. Oral Diseases, 25(1), 16-25.

  • Matsuura, T., & Takahashi, H. (2021). The effects of stress on oral health. Journal of Clinical Neuroscience, 22(2), 255-259.

  • National Institute of Neurological Disorders and Stroke. (2023). Epilepsy and Seizures: Overview. NINDS.

Artikel Terbaru

Cabang Klinik Gigi SATU Dental

Buat Jadwal di Klinik SATU Dental