Klinik Gigi SATU Dental

Gusi Berjamur: Cara Mengatasi, Penyebab, dan Gejalanya

Gusi Berjamur: Cara Mengatasi, Penyebab, dan Gejalanya

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Gusi berjamur adalah kondisi yang umum terjadi namun sering kali kurang disadari oleh banyak orang. Infeksi jamur pada gusi ini tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri dan sensasi terbakar, tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan mulut secara keseluruhan jika tidak ditangani dengan tepat.

Penyebab gusi berjamur sangat beragam, mulai dari sistem imun yang menurun hingga kebersihan mulut yang kurang terjaga. Untungnya, ada berbagai cara efektif untuk mengatasi masalah ini, mulai dari pengobatan medis hingga perawatan harian yang sederhana.

Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, cara mengatasi, dan tips mencegah gusi berjamur agar Anda dapat menjaga kesehatan mulut dengan lebih baik.

Table of Contents

Penyebab Gusi Berjamur

Gusi berjamur merupakan kondisi infeksi mikotik yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan jamur di jaringan periodontal, terutama oleh spesies Candida albicans. Meski jamur ini merupakan flora normal di rongga mulut, ia dapat menjadi patogen oportunistik ketika terjadi ketidakseimbangan dalam ekosistem oral atau ketika daya tahan tubuh menurun.

Perubahan pada lingkungan mikro oral, gangguan sistemik, maupun faktor eksternal seperti obat-obatan tertentu dapat memicu kolonisasi berlebih sehingga menyebabkan infeksi jamur yang menimbulkan lesi pada gusi. Berikut adalah faktor-faktor utama penyebab gusi berjamur:

1. Sistem Imun yang Melemah

Sistem Imun yang Melemah
Gusi berjamur sangat sering dijumpai pada individu dengan gangguan imunitas, seperti penderita HIV/AIDS, pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi, serta lansia dengan penurunan sistem imun fisiologis.

Kondisi ini memungkinkan jamur patogen tumbuh tanpa hambatan karena pertahanan lokal mukosa melemah, sehingga Candida mudah menembus epitel mukosa dan menyebabkan inflamasi serta ulserasi pada jaringan gusi.

2. Penggunaan Antibiotik atau Kortikosteroid Jangka Panjang

Pemakaian antibiotik spektrum luas dapat merusak keseimbangan flora normal rongga mulut. Ketika bakteri komensal berkurang, jamur seperti Candida albicans memiliki ruang dan sumber nutrisi lebih untuk berkembang.

Selain itu, kortikosteroid, baik dalam bentuk tablet, semprot inhalasi (terutama pada penderita asma), maupun topikal, juga menurunkan imunitas lokal mukosa dan meningkatkan risiko gusi berjamur.

3. Kebersihan Mulut yang Buruk

Kurangnya kebersihan mulut menjadi salah satu faktor pemicu gusi berjamur yang paling sering terjadi. Akumulasi plak, sisa makanan, dan biofilm di sekitar gusi dan sela-sela gigi menciptakan lingkungan anaerobik yang mendukung kolonisasi jamur.

Apabila tidak dibersihkan secara rutin, gusi menjadi iritasi kronik, mempermudah penetrasi jamur ke jaringan periodontal.

Baca Juga: Perbedaan Plak dan Karang Gigi serta Cara Mengatasinya

4. Penggunaan Gigi Palsu yang Tidak Higienis

Penggunaan Gigi Tiruan yang Tidak Higienis

Gigi palsu, terutama yang tidak dilepas saat tidur atau tidak dibersihkan dengan benar, dapat menjadi reservoir jamur. Kontak berkepanjangan antara permukaan akrilik dengan mukosa gusi menyebabkan gesekan ringan (mikrotrauma) dan menciptakan lingkungan lembap yang ideal bagi kolonisasi Candida.

Kondisi ini dikenal sebagai denture stomatitis, salah satu bentuk umum dari gusi berjamur pada pengguna protesa.

Baca Juga: 10 Cara Merawat Gigi Palsu agar Tidak Bau dan Tetap Sehat

5. Penyakit Sistemik seperti Diabetes Mellitus

Pada pasien dengan diabetes melitus yang tidak terkontrol, kadar glukosa yang tinggi dalam air liur dapat mempercepat pertumbuhan jamur. Selain itu, proses penyembuhan luka yang terganggu dan sirkulasi mikro yang buruk pada penderita diabetes membuat infeksi jamur di gusi menjadi lebih sulit sembuh dan lebih mudah kambuh.

6. Mulut Kering (Xerostomia)

Mulut Kering (Xerostomia)

Kondisi mulut kering akibat gangguan kelenjar ludah, efek samping obat-obatan (seperti antihistamin, diuretik, atau antidepresan), atau penyakit autoimun seperti Sjögren’s syndrome mengurangi mekanisme pencucian alami rongga mulut.

Tanpa air liur yang cukup, pertumbuhan jamur di gusi menjadi lebih cepat karena tidak ada mekanisme alami yang mengontrolnya.

7. Nutrisi Tidak Seimbang dan Defisiensi Mikronutrien

Asupan nutrisi yang buruk, terutama kekurangan zat besi, vitamin B12, dan asam folat, dapat melemahkan epitel mukosa dan respons imun lokal. Kondisi ini meningkatkan risiko kolonisasi jamur dan berujung pada gusi berjamur, khususnya jika disertai kebersihan mulut yang tidak optimal.

Baca Juga: Makanan yang Baik untuk Gigi dan Gusi, Jadi Sehat dan Kuat!

Gejala Infeksi Jamur di Gusi dan Mulut

Infeksi jamur di gusi, yang umumnya disebabkan oleh Candida albicans, memiliki manifestasi klinis yang cukup khas namun kerap disalahartikan sebagai kelainan mukosa lainnya seperti sariawan atau gingivitis.

Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala-gejala spesifik dari gusi berjamur agar diagnosis dapat ditegakkan secara tepat oleh dokter gigi atau spesialis mulut. Berikut adalah tanda dan gejala umum yang sering muncul:

1. Plak atau Lapisan Putih Kekuningan di Gusi

Gejala paling khas adalah munculnya lesi putih seperti bercak keju atau krim susu pada gusi, yang juga dapat menyebar ke lidah, langit-langit mulut, dan pipi bagian dalam.

Lesi ini mudah dikerok, dan bila diangkat, akan tampak jaringan di bawahnya berwarna merah terang, meradang, bahkan bisa berdarah. Kondisi ini dikenal sebagai pseudomembranous candidiasis dan menjadi tanda klasik infeksi jamur.

Baca Juga: Lesi Mulut: Pengertian, Gejala dan Penyebab

2. Sensasi Terbakar dan Nyeri pada Gusi

Pasien sering mengeluhkan rasa nyeri yang menyebar atau sensasi terbakar di area gusi, terutama saat mengunyah, menyikat gigi, atau berbicara. Rasa terbakar ini timbul akibat invasi jamur ke dalam epitel mukosa yang merangsang ujung saraf sensorik.

Pada beberapa kasus, rasa tidak nyaman ini cukup berat hingga mengganggu aktivitas makan sehari-hari.

3. Gusi Merah, Bengkak, dan Mudah Luka

Gusi Merah, Bengkak, dan Mudah Luka
Infeksi jamur dapat memicu reaksi inflamasi pada jaringan gusi, yang ditandai dengan pembengkakan, warna kemerahan menyala, dan sensitivitas tinggi terhadap tekanan ringan.

Gusi juga tampak lebih rapuh dan mudah mengalami ulserasi atau luka kecil. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai gingivitis biasa, padahal etiologinya adalah jamur.

Baca Juga: 12 Penyebab Gusi Berdarah dan Cara Mengobatinya

4. Mulut Terasa Kering dan Muncul Bau Tak Sedap

Penurunan produksi air liur sering kali menyertai infeksi jamur mulut, terutama jika disertai dengan faktor pendukung seperti penggunaan obat-obatan tertentu atau penyakit sistemik.

Akibatnya, mulut terasa kering (xerostomia), lidah terasa tebal, dan muncul bau mulut khas yang disebabkan oleh metabolit jamur, seperti senyawa sulfur dan asam organik.

Baca Juga: 8 Obat Bau Mulut Alami dan Ampuh Atasi Bau Mulut

5. Penurunan Sensasi Pengecap (Disgeusia)

Infeksi jamur yang luas pada gusi dan jaringan mukosa di sekitarnya dapat mempengaruhi papila pengecap, menyebabkan gangguan dalam merasakan makanan.

Penderita sering mengeluhkan rasa pahit atau logam di mulut, bahkan kehilangan kemampuan mengenali rasa manis, asam, atau asin dengan baik.

6. Luka di Sudut Mulut (Angular Cheilitis)

Pada beberapa kasus, infeksi jamur tidak hanya terbatas pada gusi tetapi juga menjalar ke sudut mulut. Terjadi retakan kecil yang menyakitkan dan kering di area tersebut, disertai peradangan dan pengelupasan kulit.

Kondisi ini sering ditemukan pada pemakai gigi palsu atau penderita defisiensi zat besi dan vitamin B.

Baca Juga: 5 Jenis Gigi Palsu Ternyaman dan Cara Merawatnya

7. Kesulitan Menelan (Jika Infeksi Meluas)

Meski jarang, infeksi jamur yang tidak ditangani dapat meluas ke bagian belakang mulut dan faring, menyebabkan nyeri saat menelan atau bahkan rasa seperti ada benda asing di tenggorokan.

Hal ini menandakan infeksi sudah mencapai tahap lebih lanjut dan memerlukan intervensi medis segera.

Baca Juga: 7 Penyebab Tenggorokan Sakit Saat Menelan dan Cara Mengobatinya

Cara Mengatasi Gusi Berjamur

Penanganan gusi berjamur harus dilakukan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan penyebab dan tingkat keparahan infeksi jamur. Terapi yang tepat akan membantu mengendalikan pertumbuhan jamur serta memperbaiki kondisi gusi agar kembali sehat.

Berikut adalah langkah-langkah ilmiah yang efektif dalam mengatasi gusi berjamur:

1. Terapi Antijamur Lokal dan Sistemik

Pada kasus gusi berjamur ringan hingga sedang, obat antijamur topikal seperti nystatin dalam bentuk suspensi atau clotrimazole berupa lozenges sangat efektif untuk membasmi jamur Candida albicans secara langsung pada area yang terinfeksi.

Jika infeksi sudah meluas atau pasien memiliki sistem imun yang lemah, dokter biasanya meresepkan antijamur sistemik seperti fluconazole dalam bentuk tablet atau kapsul untuk mengatasi infeksi secara menyeluruh dari dalam tubuh.

2. Menghilangkan Faktor Predisposisi

Menghentikan penggunaan antibiotik spektrum luas atau kortikosteroid secara berlebihan sangat penting untuk memulihkan keseimbangan flora normal di mulut.

Selain itu, menjaga kebersihan gigi palsu dan memastikan prostesis gigi pas dengan baik dapat mencegah iritasi pada jaringan gusi dan menurunkan risiko gusi berjamur. Gigi tiruan yang tidak dibersihkan atau dipakai terus-menerus tanpa istirahat dapat menjadi media ideal bagi jamur berkembang biak.

3. Pembersihan Profesional oleh Dokter Gigi

Prosedur pembersihan gigi secara profesional seperti scaling sangat membantu menghilangkan plak dan biofilm yang menjadi tempat tumbuh jamur.

Proses ini tidak hanya membersihkan permukaan gigi dan gusi, tapi juga mengurangi inflamasi dan mempercepat penyembuhan jaringan yang terinfeksi jamur.

4. Perbaikan Pola Makan dan Penguatan Sistem Imun

Mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat sederhana penting karena gula merupakan sumber nutrisi utama bagi jamur Candida. Selain itu, meningkatkan asupan makanan bergizi tinggi probiotik seperti yoghurt dan makanan berserat membantu menyeimbangkan mikroflora mulut.

Nutrisi yang baik juga memperkuat sistem imun, sehingga tubuh lebih mampu melawan infeksi jamur.

5. Terapi Pendukung dengan Obat Kumur Antiseptik

Penggunaan obat kumur yang mengandung chlorhexidine gluconate dapat membantu menurunkan populasi mikroorganisme patogen di rongga mulut.

Namun, pemakaian harus sesuai dosis dan anjuran dokter karena penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan iritasi mukosa dan perubahan warna gigi.

Baca Juga: Ciri Warna Gigi yang Sehat dan Cara Menjaganya

6. Monitoring Rutin dan Terapi Tambahan

Pemeriksaan rutin ke dokter gigi penting untuk memantau respons terapi dan mencegah kekambuhan infeksi jamur. Pada kasus yang sulit diatasi, terapi tambahan seperti laser atau terapi fotodinamik dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan dan menekan pertumbuhan jamur secara efektif.

Baca Juga: Kapan Harus Periksa Gigi ke Dokter Gigi? Jenis Perawatan, Tujuan, dan Prosedur

Cara Mencegah Gusi Berjamur

Pencegahan merupakan langkah utama untuk menghindari terjadinya infeksi jamur pada gusi, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi seperti pengguna gigi palsu, penderita diabetes, atau individu dengan sistem imun yang lemah. Dengan menjalankan kebiasaan yang tepat, risiko gusi berjamur dapat diminimalisir secara signifikan.

Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara konsisten:

1. Menjaga Kebersihan Mulut dengan Rutin dan Tepat

Menyikat gigi dua kali sehari dengan teknik yang benar dan pasta gigi berfluoride membantu mencegah penumpukan plak dan sisa makanan yang menjadi sumber nutrisi jamur Candida albicans.

Gunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi. Bagi pengguna gigi palsu, membersihkan dan melepas gigi tiruan saat tidur sangat penting agar biofilm tidak menumpuk dan memicu infeksi jamur.

2. Rutin Melakukan Pemeriksaan Gigi ke Dokter

Kunjungan ke dokter gigi minimal enam bulan sekali memungkinkan deteksi dini adanya tanda-tanda gusi berjamur atau masalah lain pada rongga mulut.

Pemeriksaan ini sangat vital terutama bagi pasien dengan kondisi khusus seperti penggunaan gigi palsu, gangguan imun, atau penyakit kronis yang berpotensi melemahkan pertahanan tubuh.

Baca Juga: 9 Tips Mengatasi Rasa Takut ke Dokter Gigi dengan Tepat

3. Menghindari Penggunaan Antibiotik dan Kortikosteroid Secara Berlebihan

Pemakaian antibiotik tanpa resep atau tanpa indikasi medis yang jelas dapat mengganggu keseimbangan flora normal di mulut dan memicu pertumbuhan jamur secara berlebihan.

Begitu juga dengan kortikosteroid, terutama yang digunakan dalam bentuk inhaler untuk asma, harus digunakan dengan pengawasan ketat agar tidak menimbulkan efek samping berupa infeksi jamur pada mulut.

4. Menjaga Sistem Imun Tubuh Tetap Optimal

Sistem imun yang kuat adalah benteng utama melawan infeksi jamur. Oleh karena itu, konsumsi makanan kaya antioksidan seperti buah-buahan segar dan sayuran hijau, cukup waktu istirahat, serta mengelola stres dengan baik sangat dianjurkan. Aktivitas fisik secara teratur juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh.

5. Mengontrol Penyakit Sistemik, Terutama Diabetes Mellitus

Penderita diabetes harus selalu menjaga kadar gula darah agar tetap stabil melalui pola makan sehat, olahraga teratur, serta pengobatan yang tepat. Gula darah tinggi dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan jamur, sehingga kontrol yang baik akan mengurangi risiko gusi berjamur.

6. Menghindari Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan

Merokok dan konsumsi alkohol dapat merusak jaringan mukosa mulut serta menurunkan sistem kekebalan lokal di rongga mulut. Kedua kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur serta berbagai gangguan kesehatan mulut lainnya.

Baca Juga: 13 Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut

7. Menjaga Kelembapan Mulut

Mulut yang kering atau xerostomia memudahkan pertumbuhan jamur karena saliva berfungsi sebagai pelindung alami dengan kandungan antibakteri dan antijamur. Oleh sebab itu, minum air putih yang cukup dan menghindari konsumsi kafein atau minuman yang dapat menyebabkan dehidrasi sangat dianjurkan.

Itulah informasi tentang gusi berjamur dari Klinik Gigi SATU Dental kali ini. Gusi berjamur adalah sebuah kondisi dimana adanya pertumbuhan berlebih jamur di jaringan periodontal, terutama yang merupakan spesies Candida albicans.

Beberapa cara mengatasi gusi berjamur adalah terapi antijamur lokal dan sistemik, menghilangkan faktor predisposisi, pembersihan profesional oleh dokter gigi, perbaiki pola makan dan memperkuat sistem imun tubuh, menggunakan obat kumur antiseptik, dan beberapa terapi tambahan lainnya.

Selain itu, mengatasi gusi berjamur memerlukan penanganan yang tepat agar infeksi tidak meluas dan mulut tetap sehat. Dengan perawatan yang benar dan pencegahan yang konsisten, masalah ini bisa diatasi dengan efektif. Untuk solusi terpercaya dan perawatan profesional, segera konsultasikan ke Klinik Gigi SATU Dental.

Klinik Gigi SATU Dental menawarkan perawatan lengkap mulai dari pemeriksaan hingga terapi khusus infeksi mulut, didukung oleh teknologi modern dan dokter gigi umum serta spesialis berpengalaman, termasuk Spesialis Periodonsia dan Konservasi Gigi. Setiap cabang juga dilengkapi fasilitas berstandar tinggi untuk memastikan diagnosa akurat dan perawatan aman.

Soal biaya, Klinik Gigi SATU Dental menyediakan berbagai pilihan pembayaran yang fleksibel, seperti Paylater, cicilan 0%, dan dukungan dari asuransi kesehatan seperti AdMedika, BNI Life, BRI Life, dan lain-lain. Jadi, Anda bisa mendapatkan perawatan terbaik tanpa khawatir masalah biaya.

Jaga kesehatan mulut Anda dengan langkah tepat dan dukungan profesional dari Klinik Gigi SATU Dental!

Artikel Lainnya yang Terkait

Referensi

  • Akpan, A., & Morgan, R. (2020). Oral candidiasis. Postgraduate Medical Journal, 96(1134), 560–565. 

  • American Dental Association. (2021). Managing Oral Health Conditions. JADA. 

  • CDC. (2022). Fungal Diseases – Candidiasis. Centers for Disease Control and Prevention. 

  • Loster, J. E., Wieczorek, A., & Loster, B. W. (2019). Oral candidiasis – Clinical manifestations, risk factors, diagnosis, treatment and prevention. Journal of Stomatology, 72(1), 36–41.

  • Salerno, C., Pascale, M., Contaldo, M., Esposito, V., Busciolano, M., Milillo, L., … & Petruzzi, M. (2020). Candida-associated denture stomatitis. Medicina, 56(6), 299.

Artikel Terbaru

Cabang Klinik Gigi SATU Dental

Buat Jadwal di Klinik SATU Dental