Dalam dunia kedokteran gigi, pemilihan bahan tambal gigi sangatlah penting untuk memastikan hasil yang kuat, nyaman, dan estetis. Dengan perkembangan teknologi, pilihan bahan tambal kini semakin beragam dan canggih, mulai dari bahan komposit yang menyatu dengan warna gigi hingga amalgam yang dikenal kokoh.
Setiap bahan memiliki karakteristik unik yang sesuai untuk kebutuhan tertentu, baik dari segi daya tahan, estetika, maupun lokasi gigi yang memerlukan tambalan. Artikel ini akan mengulas berbagai jenis bahan tambal gigi beserta keunggulan dan penggunaannya untuk membantu Anda memahami mana yang paling tepat.
Prosedur Tambal Gigi Seperti Apa?
Prosedur penambalan gigi adalah proses medis yang dilakukan oleh dokter gigi untuk mengatasi kerusakan pada gigi, biasanya akibat gigi berlubang. Proses ini sangat penting untuk menjaga kesehatan mulut secara keseluruhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Berikut adalah langkah-langkah yang terlibat dalam prosedur penambalan gigi:
1. Anestesi Lokal
Langkah pertama dalam prosedur penambalan gigi adalah pemberian anestesi lokal. Dokter gigi akan menyuntikkan anestesi di sekitar area yang akan ditambal untuk memastikan bahwa pasien tidak merasakan sakit atau ketidaknyamanan selama proses.
Anestesi ini bekerja dengan memblokir sinyal rasa sakit dari saraf yang terletak di gigi dan jaringan sekitarnya. Dengan demikian, pasien dapat merasa tenang dan nyaman saat menjalani prosedur. Pemberian anestesi ini juga membantu mengurangi kecemasan yang mungkin dirasakan pasien sebelum dan selama perawatan.
2. Penghilangan Jaringan yang Rusak
Setelah anestesi bekerja dan area sekitar gigi terasa mati rasa, dokter gigi akan memulai proses penghilangan jaringan yang rusak. Menggunakan bor gigi atau alat khusus lainnya, dokter akan menghilangkan bagian gigi yang terkena infeksi atau kerusakan. Langkah ini sangat penting karena meninggalkan jaringan yang terinfeksi dapat menyebabkan penyebaran bakteri dan memperburuk kondisi gigi.
Penghilangan jaringan yang rusak dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bagian gigi yang sehat. Dokter gigi akan mengawasi secara seksama untuk memastikan bahwa hanya area yang rusak yang diangkat.
3. Pembersihan
Setelah jaringan yang rusak diangkat, dokter gigi akan membersihkan area yang akan ditambal dengan menggunakan alat pembersih yang steril. Pembersihan ini bertujuan untuk menghilangkan bakteri, sisa-sisa makanan, dan debris lainnya yang mungkin masih tersisa di dalam lubang gigi.
Pembersihan yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa bahan tambal gigi dapat menempel dengan baik dan mengurangi risiko infeksi setelah prosedur. Dokter gigi biasanya akan menggunakan air dan alat penyedot untuk menghilangkan semua kontaminan dari area yang telah dibersihkan.
4. Pemasangan Bahan Tambal Gigi
Setelah area yang ditambal bersih dan kering, langkah selanjutnya adalah pemasangan bahan tambal gigi. Dokter gigi akan memilih jenis bahan tambal yang paling sesuai berdasarkan lokasi dan tingkat kerusakan gigi. Jenis bahan tambal gigi yang umum digunakan antara lain amalgam, resin komposit, porselen, atau glass ionomer cement.
Bahan tambal ini akan diterapkan ke dalam lubang gigi dengan hati-hati, dan dokter akan membentuknya agar sesuai dengan kontur gigi asli. Ini penting untuk memastikan bahwa tambalan tidak hanya fungsional tetapi juga nyaman saat digunakan untuk mengunyah makanan.
Baca Juga: Tambal Gigi: Jenis, Manfaat, Prosedur dan Perawatan Setelahnya
5. Finishing dan Polishing
Setelah bahan tambal gigi ditempatkan, dokter gigi akan melakukan proses finishing dan polishing. Langkah ini melibatkan merapikan dan membentuk permukaan tambalan agar sesuai dengan bentuk gigi asli dan memberikan tampilan estetika yang baik.
Penghalusan permukaan tambalan juga penting untuk mencegah iritasi pada jaringan gusi dan untuk memudahkan pembersihan gigi di sekitar area tambalan. Dokter gigi akan menggunakan alat khusus untuk memoles permukaan tambalan agar halus dan nyaman saat bersentuhan dengan lidah atau pipi.
6. Pemeriksaan Akhir
Setelah semua langkah selesai, dokter gigi akan melakukan pemeriksaan akhir untuk memastikan bahwa tambalan nyaman dan berfungsi dengan baik. Pada tahap ini, dokter akan meminta pasien untuk mengunyah sedikit makanan atau melakukan gerakan rahang untuk memastikan bahwa tidak ada ketidaknyamanan atau masalah dengan bite.
Jika ada penyesuaian yang perlu dilakukan, dokter gigi akan melakukan perubahan yang diperlukan. Selain itu, dokter gigi akan memberikan instruksi kepada pasien tentang cara merawat gigi yang telah ditambal dan tanda-tanda yang harus diwaspadai setelah prosedur.
Baca Juga: Open Bite: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Bahan Tambal Gigi
Pemilihan bahan tambal gigi sangat penting dalam memastikan keberhasilan dan daya tahan tambalan. Terdapat beberapa jenis bahan tambal gigi yang umumnya digunakan, yaitu:
1. Porselen
Porselen adalah bahan tambal gigi yang terkenal karena daya tahannya dan kemiripannya dengan warna gigi alami. Porselen memiliki keunggulan dalam hal estetika dan ketahanan terhadap noda, sehingga sangat cocok digunakan pada tambalan gigi depan atau gigi yang terlihat saat tersenyum.
Bahan ini cenderung lebih mahal dibandingkan bahan tambal gigi lainnya karena pembuatannya melibatkan teknik yang presisi dan khusus di laboratorium gigi. Porselen juga memerlukan prosedur yang lebih lama, karena bahan ini perlu dicetak dan kemudian direkatkan pada gigi pasien dengan teknik yang sangat presisi.
Keunggulan porselen dalam ketahanan dan estetika menjadikannya pilihan premium bagi mereka yang mengutamakan hasil tambalan yang tahan lama dan estetis.
2. Resin Komposit
Resin komposit adalah bahan tambal gigi yang fleksibel dan banyak digunakan dalam praktik kedokteran gigi modern. Bahan ini terbuat dari campuran resin plastik dan partikel kaca halus, yang memberikan warna natural dan memungkinkan untuk direkatkan pada gigi dengan teknik adhesi.
Resin komposit sangat ideal untuk tambalan gigi depan dan area yang tidak menahan beban kunyah besar, karena kekuatan mekanisnya cenderung lebih rendah dibandingkan bahan tambal lain seperti porselen atau amalgam.
Keunggulan utama resin komposit adalah kemampuannya menyatu dengan warna alami gigi, serta prosedur pemasangan yang cepat dan nyaman bagi pasien. Selain itu, bahan ini tidak memerlukan banyak pengikisan jaringan gigi asli, sehingga lebih konservatif.
3. Glass Ionomer Cement (GIC)
Glass ionomer cement (GIC) adalah bahan tambal gigi yang sering digunakan pada tambalan gigi anak-anak atau sebagai bahan tambahan pada perawatan gigi berlubang di bagian leher gigi. Bahan ini mengandung partikel kaca yang bereaksi dengan air untuk menghasilkan efek adhesi yang kuat pada enamel gigi dan dentin, serta mampu melepaskan fluoride ke dalam jaringan gigi untuk membantu mencegah karies lebih lanjut.
GIC sangat cocok untuk digunakan pada gigi yang tidak membutuhkan tekanan kunyah besar, karena ketahanannya relatif lebih rendah dibandingkan bahan tambal lainnya. Meskipun tidak sekuat komposit atau porselen, GIC memiliki keuntungan unik dalam memberikan perlindungan tambahan terhadap karies berulang.
Baca Juga: Karies Gigi: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobati
4. Amalgam
Amalgam adalah bahan tambal gigi klasik yang telah digunakan dalam kedokteran gigi selama lebih dari satu abad. Bahan ini terbuat dari campuran logam seperti perak, merkuri, tembaga, dan seng, yang memberikan ketahanan tinggi terhadap tekanan kunyah dan kerusakan.
Amalgam dikenal sangat tahan lama dan sering digunakan pada gigi geraham atau gigi belakang yang menahan beban besar saat mengunyah. Meskipun amalgam memiliki warna perak yang mencolok, ketahanannya menjadikannya pilihan populer untuk tambalan gigi yang tidak memerlukan estetika tinggi.
Namun, amalgam kurang diminati pada zaman sekarang karena kandungan merkuri yang bisa menimbulkan risiko kesehatan dalam jangka panjang, meskipun belum terbukti dalam penelitian secara langsung.
5. Emas
Emas adalah bahan tambal gigi yang mewah dan sangat tahan lama. Emas memiliki ketahanan yang sangat tinggi terhadap korosi, tekanan kunyah, dan tidak menyebabkan abrasi pada gigi lawan.
Bahan ini membutuhkan prosedur pembuatan yang presisi dan umumnya dicetak di laboratorium gigi sebelum dipasang di mulut pasien. Meski memiliki biaya yang cukup tinggi, emas adalah bahan tambal gigi yang sangat stabil dan ideal untuk gigi belakang yang memerlukan kekuatan maksimal.
Selain itu, tambalan gigi emas juga dapat bertahan selama puluhan tahun dengan perawatan yang baik, menjadikannya investasi jangka panjang bagi pasien yang mengutamakan ketahanan. Namun, warna emas yang mencolok sering kali membuat pasien enggan menggunakan bahan ini pada gigi yang terlihat.
Baca Juga: Perbedaan Tambal Gigi Sementara dan Permanen, Prosedur Serta Kapan Perlu DilakukanÂ
Kondisi Gigi yang Bisa Ditambal
Tidak semua kondisi gigi memerlukan atau cocok untuk ditambal. Beberapa kondisi tertentu adalah indikasi utama untuk prosedur tambal gigi. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gigi Berlubang (Karies)
Karies adalah salah satu alasan paling umum mengapa gigi perlu ditambal. Karies terjadi ketika asam yang dihasilkan oleh bakteri merusak email gigi, menyebabkan terbentuknya lubang. Bahan tambal gigi digunakan untuk mengisi lubang ini dan mencegah bakteri berkembang lebih jauh ke dalam gigi.
Tambalan yang digunakan untuk karies biasanya terdiri dari bahan resin komposit atau amalgam, tergantung pada lokasi gigi dan preferensi estetika pasien.
Baca Juga: Karies Gigi pada Anak: Pengertian, Akibat, Penyebab dan Cara Mencegahnya
2. Gigi Retak atau Patah
Gigi yang retak atau patah akibat trauma atau kebiasaan seperti menggigit benda keras bisa ditambal untuk memperbaiki struktur gigi. Tambalan ini membantu mencegah keretakan lebih lanjut dan memulihkan kekuatan gigi. Resin komposit sering menjadi pilihan utama untuk gigi depan yang retak karena mampu menyatu dengan warna gigi alami, sementara porselen atau emas digunakan untuk gigi belakang karena lebih tahan lama.
Baca Juga: Penyebab Gigi Patah dan Cara Memperbaikinya
3. Gigi yang Terkikis (Erosi Gigi)
Gigi yang mengalami erosi, biasanya karena konsumsi makanan dan minuman asam atau kebiasaan menggosok gigi terlalu keras, bisa ditambal untuk memperbaiki permukaan gigi yang terkikis. Tambalan pada gigi yang terkikis membantu melindungi dentin yang berada di bawah email dan mengurangi sensitivitas gigi. Bahan tambal gigi untuk erosi biasanya berupa resin komposit yang dapat menutup area terkikis dengan sempurna.
4. Gigi dengan Celah atau Ruang Lebar
Beberapa orang memiliki celah di antara gigi (diastema) yang dapat menjadi tempat penumpukan sisa makanan dan plak. Penambalan celah ini dapat mencegah penumpukan sisa makanan yang dapat menyebabkan bau mulut dan karies. Resin komposit sering digunakan untuk kondisi ini karena fleksibilitasnya dalam membentuk sesuai dengan kebutuhan estetika dan fungsi.
5. Gigi dengan Perubahan Warna Parah
Selain untuk perbaikan struktural, bahan tambal gigi juga dapat digunakan untuk menutupi perubahan warna parah pada gigi yang tidak bisa diatasi dengan pemutihan biasa. Resin komposit atau porselen dapat diaplikasikan pada permukaan gigi untuk memperbaiki penampilan gigi yang berwarna gelap atau kuning secara signifikan.
Baca Juga: Ciri Warna Gigi yang Sehat dan Cara Menjaganya
Cara Merawat Gigi Ditambal
Setelah gigi ditambal, perawatan yang tepat sangat penting untuk memastikan tambalan tetap awet dan fungsi gigi tetap optimal. Berikut adalah cara merawat gigi yang telah ditambal:
1. Menghindari Makanan atau Minuman yang Terlalu Keras atau Lengket
Makanan keras seperti es batu atau permen keras dapat merusak tambalan gigi, terutama jika tambalan terbuat dari bahan yang lebih rentan, seperti resin komposit. Makanan lengket seperti permen karet atau karamel juga sebaiknya dihindari karena dapat menarik tambalan dan menyebabkan tambalan lepas.
Baca Juga: 4 Makanan untuk Orang Sakit Gigi dan Manfaatnya
2. Menjaga Kebersihan Gigi dengan Rutin Menyikat dan Flossing
Menyikat gigi dua kali sehari dan flossing setiap hari adalah cara yang efektif untuk menjaga kebersihan gigi yang telah ditambal. Dengan kebersihan yang baik, risiko timbulnya plak dan bakteri di sekitar tambalan dapat dikurangi, mencegah infeksi sekunder atau karies pada gigi yang sudah ditambal.
Baca Juga: Cara Menyikat Gigi yang Baik, Benar dan Tepat, Jangan Asal
3. Menggunakan Pasta Gigi Non-Abrasif
Pasta gigi yang terlalu abrasif dapat menyebabkan tambalan gigi menjadi kasar atau rusak. Pilihlah pasta gigi yang lembut atau khusus untuk gigi sensitif agar tambalan tetap halus dan nyaman saat digunakan. Hal ini juga penting untuk tambalan berbahan komposit atau porselen yang lebih rentan terhadap goresan.
Baca Juga: Tips Memilih Pasta Gigi untuk Merawat Gigi Cerah
4. Memeriksakan Gigi Secara Teratur ke Dokter Gigi
Pemeriksaan rutin sangat penting untuk memantau kondisi tambalan gigi. Dokter gigi akan memastikan bahwa tambalan masih dalam kondisi baik, dan jika ditemukan masalah seperti tambalan yang mulai aus atau bocor, dokter dapat segera melakukan perbaikan atau penggantian tambalan.
5. Menghindari Kebiasaan Menggigit Benda Keras
Menggigit benda keras seperti pulpen atau kuku dapat menyebabkan tambalan gigi retak atau patah. Kebiasaan ini sebaiknya dihindari agar tambalan gigi tidak cepat rusak, terutama jika tambalan berada di gigi depan yang lebih rentan terhadap beban.
6. Menghindari Konsumsi Makanan dan Minuman yang Terlalu Panas atau Dingin
Perubahan suhu ekstrem dapat menyebabkan kontraksi dan ekspansi bahan tambal gigi, yang lama-kelamaan bisa menyebabkan tambalan lepas atau retak. Usahakan untuk mengonsumsi makanan dan minuman pada suhu yang tidak terlalu ekstrem agar tambalan tetap dalam kondisi baik.
Baca Juga: Apakah Tambal Gigi Sakit? Ini Perawatannya yang TepatÂ
Memilih bahan tambal gigi yang tepat adalah langkah penting untuk menjaga kekuatan, fungsi, dan estetika gigi dalam jangka panjang. Setiap bahan tambal gigi memiliki karakteristik khusus yang cocok untuk kebutuhan spesifik, baik untuk estetika gigi depan, daya tahan gigi belakang, atau perlindungan terhadap kerusakan lanjutan. Dengan memahami pilihan bahan tambal gigi yang ada, Anda dapat membuat keputusan terbaik bersama dokter gigi Anda demi kesehatan mulut yang optimal.
Jika Anda ingin memastikan perawatan tambal gigi yang tepat dan berkualitas, konsultasikan masalah gigi dan mulut Anda di Klinik Gigi SATU Dental. SATU Dental, the fastest growing dental chain in Indonesia, kini tersedia di 50 cabang di Jabodetabek, Semarang, dan Surabaya. Dengan tim dokter gigi dan spesialis berpengalaman, SATU Dental siap memberikan pelayanan terbaik untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut Anda.
Artikel Lainnya yang Terkait
- 5 Efek Samping Tambal Gigi yang Bisa Terjadi dan Cara Menanganinya
- Biaya Tambal Gigi Berlubang di Puskesmas, Klink Gigi dan Rumah Sakit
- Apakah Boleh Ibu Hamil Tambal Gigi? Pertimbangkan Ini
- Mengapa Gigi Lebih Sensitif Setelah Ditambal: Memahami Fenomena Pasca Penambalan Gigi
- Gigi Berlubang Ditambal atau Dicabut? Pahami Kondisinya Berikut Ini
Referensi
- ADA Council on Scientific Affairs. (2020). “Amalgam Safety and Durability.” Journal of the American Dental Association, 151(8), 650-660.
- Van Meerbeek, B., et al. (2021). “Resin-Based Composite Dental Materials: Advances and Applications.” International Journal of Adhesion and Adhesives, 110, 103028.
- Rashid, H. (2022). “Biocompatibility and Clinical Applications of Glass Ionomer Cement.” Journal of Clinical Dentistry, 32(4), 120-132.
- Dumont, J., & Silva, S. (2019). “Porcelain vs Composite for Anterior Restorations.” Journal of Esthetic and Restorative Dentistry, 31(5), 380-390.
- Schwartz, R. S., & Summitt, J. B. (2023). “Gold as a Restorative Material: Revisiting Durability and Cost.” Dental Clinics of North America, 67(1), 95-108.