Klinik Gigi SATU Dental

8 Mitos dan Fakta Gigi yang Harus Diketahui

8 Mitos dan Fakta Gigi yang Harus Diketahui

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Kesehatan gigi dan mulut sering kali dibayangi oleh mitos yang menyesatkan, yang banyak dipercaya oleh masyarakat. Kepercayaan-kepercayaan ini, meskipun belum terbukti kebenarannya, dapat berisiko bagi kesehatan gigi dalam jangka panjang. Memahami fakta ilmiah tentang perawatan gigi sangat penting untuk menjaga kebersihan gigi secara optimal dan mencegah masalah lebih serius di masa depan.

Mitos seperti perawatan gigi hanya diperlukan saat ada rasa sakit, atau bahwa karang gigi bisa hilang dengan menyikat gigi, sering kali membuat banyak orang salah langkah. Padahal, masalah gigi seperti gigi berlubang dan penyakit gusi membutuhkan perhatian lebih dari sekadar perawatan mandiri. Selain itu, kebiasaan seperti mengisap jari yang dianggap hanya memengaruhi anak-anak, juga bisa merusak struktur gigi dan rahang jika dilakukan oleh orang dewasa.

Artikel ini akan mengulas beberapa mitos dan fakta gigi, memberikan pemahaman yang lebih tepat agar Anda dapat merawat gigi dengan cara yang benar dan efektif.

Table of Contents

Kesehatan gigi dan mulut sering kali diselimuti oleh banyak mitos yang beredar luas di masyarakat. Mitos-mitos ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan praktik yang kurang tepat dalam merawat gigi, yang berisiko memperburuk kondisi gigi dan mulut kita dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui fakta-fakta ilmiah terkait dengan perawatan gigi agar kita bisa menjaga kebersihan gigi secara benar dan menghindari masalah yang lebih serius. Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta gigi yang perlu Anda ketahui untuk memperbaiki pemahaman mengenai kesehatan gigi:

1. Jangan ke Dokter Gigi Kalau Tidak Sakit

Jangan ke Dokter Gigi Kalau Tidak Sakit

Mitos: banyak orang berpikir bahwa pemeriksaan gigi hanya perlu dilakukan jika ada rasa sakit.

Fakta: Pemeriksaan gigi secara rutin, idealnya dua kali setahun, sangat penting meskipun tidak ada rasa sakit yang dirasakan. Banyak masalah gigi, seperti karies gigi (gigi berlubang), penyakit gusi, atau bahkan infeksi gigi, bisa berkembang tanpa gejala yang terlihat atau dirasakan pada tahap awal. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa semakin parah dan menyebabkan masalah yang lebih besar di kemudian hari.

Pemeriksaan rutin memungkinkan dokter gigi untuk mendeteksi masalah lebih dini, sebelum menjadi lebih serius, serta memungkinkan pembersihan plak yang sulit dijangkau oleh sikat gigi biasa, yang pada akhirnya bisa mencegah pembentukan karang gigi.

Baca Juga: Kapan Harus Periksa Gigi ke Dokter Gigi? Jenis Perawatan, Tujuan, dan Prosedur

2. Gigi Atas Jika Dicabut Akan Menyebabkan Kebutaan

Gigi Atas Jika Dicabut Akan Menyebabkan Kebutaan
Mitos: Ada kepercayaan yang salah bahwa pencabutan gigi atas bisa menyebabkan kebutaan.

Fakta: Tidak ada hubungan langsung antara pencabutan gigi atas dan kebutaan. Meskipun memang ada saraf di sekitar gigi yang terhubung dengan saraf-saraf lain di wajah, pencabutan gigi atas tidak memengaruhi saraf yang mengontrol penglihatan.

Kebutaan biasanya disebabkan oleh masalah pada saraf optik atau retina, bukan oleh pencabutan gigi. Pencabutan gigi dilakukan dengan prosedur medis yang aman dan tidak mengganggu fungsi penglihatan.

3. Obat Analgesik Cukup untuk Solusi Sakit Gigi

Obat Analgesik Cukup untuk Solusi Sakit Gigi
Mitos: Banyak orang beranggapan bahwa mengonsumsi obat analgesik atau pereda nyeri sudah cukup untuk mengatasi sakit gigi.

Fakta: Obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen memang bisa meredakan rasa sakit sementara, tetapi tidak mengatasi akar penyebab sakit gigi itu sendiri. Sakit gigi sering kali disebabkan oleh infeksi, abses gigi, atau masalah pada saluran akar gigi yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut.

Jika tidak segera ditangani dengan prosedur yang tepat, masalah tersebut bisa berkembang menjadi infeksi yang lebih serius, yang memengaruhi gigi, gusi, bahkan tulang rahang.

Baca Juga: 7 Obat Gusi Bengkak karena Gigi Berlubang di Apotek dan Alami

4. Kebiasaan Hisap Gigi Bisa Buat Struktur Gigi Tonggos

Kebiasaan Hisap Gigi Bisa Buat Struktur Gigi Tonggos

Mitos: Banyak orang percaya bahwa kebiasaan mengisap jari atau benda lain pada anak dapat menyebabkan gigi tonggos.

Fakta: Kebiasaan mengisap jari memang dapat memengaruhi pertumbuhan gigi dan rahang, terutama jika dilakukan dalam waktu yang lama. Pada anak-anak, kebiasaan ini bisa menyebabkan gigi depan tumbuh tidak rata atau tonggos. Namun, jika kebiasaan ini dihentikan sebelum anak mencapai usia 4 tahun, dampaknya terhadap struktur gigi dan rahang bisa diminimalkan

Bagi orang dewasa yang masih mempertahankan kebiasaan mengisap jari atau benda lain, kebiasaan ini dapat menyebabkan masalah serupa pada gigi dan rahang, seperti gangguan pada penempatan gigi dan masalah dengan oklusi (gigitan). Kebiasaan tersebut dapat memengaruhi susunan gigi dan menyebabkan masalah kosmetik dan fungsional yang lebih kompleks, yang memerlukan perawatan ortodontik.

5. Jika Gigi Anak Berlubang, Biarkan Saja

Mitos: Gigi susu yang berlubang tidak perlu diperbaiki karena akan digantikan oleh gigi permanen.

Fakta: Gigi susu yang berlubang tetap perlu dirawat. Meskipun gigi susu akan digantikan oleh gigi permanen, gigi susu memainkan peran penting dalam membantu proses tumbuh kembang gigi permanen. Gigi susu yang rusak atau tercabut terlalu dini dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan gigi permanen, seperti gigi yang tumbuh tidak pada tempatnya atau terhalang.

Selain itu, gigi susu yang berlubang juga dapat menyebabkan infeksi pada gusi dan struktur gigi permanen yang lebih muda. Oleh karena itu, sangat penting untuk merawat gigi susu yang berlubang agar proses tumbuh kembang gigi permanen tetap optimal.

Baca Juga: 9 Resiko Gigi Berlubang bila Dibiarkan, Waspada!

6. Solusi Bau Mulut Hanya Obat Kumur

Mitos: Bau mulut hanya bisa diatasi dengan obat kumur.

Fakta: Bau mulut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, bukan hanya kebersihan mulut yang buruk. Infeksi gusi, gigi berlubang, atau masalah pencernaan juga bisa menjadi penyebab bau mulut. Meskipun obat kumur dapat membantu menyegarkan napas, solusi yang lebih efektif untuk mengatasi bau mulut adalah dengan menjaga kebersihan mulut secara menyeluruh.

Menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi, dan memeriksakan kesehatan gusi secara rutin adalah langkah-langkah penting dalam menjaga napas segar. Jika bau mulut tetap ada meski telah menjaga kebersihan mulut, sebaiknya segera periksakan ke dokter gigi atau spesialis gusi.

Baca Juga: 8 Obat Bau Mulut Alami dan Ampuh Atasi Bau Mulut

7. Tidak Dianjurkan Cabut Gigi Saat Menstruasi

Mitos: Ada anggapan bahwa cabut gigi sebaiknya tidak dilakukan saat menstruasi karena bisa menyebabkan komplikasi.

Fakta: Prosedur pencabutan gigi bisa dilakukan dengan aman pada pasien yang sedang menstruasi, asalkan tidak ada masalah medis lain seperti gangguan pembekuan darah. Meskipun perubahan hormon selama menstruasi dapat sedikit meningkatkan sensitivitas gusi, hal ini tidak menghalangi prosedur pencabutan gigi. Namun, jika pasien merasa tidak nyaman atau khawatir, bisa berdiskusi dengan dokter gigi untuk mencari solusi yang tepat.

8. Karang Gigi Bisa Bersih Sendiri

Mitos: Karang gigi dapat hilang dengan sendirinya jika kita rajin menyikat gigi.

Fakta: Karang gigi terbentuk dari plak gigi yang mengeras akibat penumpukan kalsium dan mineral dari air liur. Begitu plak mengeras menjadi karang gigi, ia tidak dapat dibersihkan hanya dengan menyikat gigi biasa.

Untuk membersihkan karang gigi, diperlukan prosedur profesional yang dilakukan oleh dokter gigi, seperti scaling atau pembersihan karang gigi. Menyikat gigi secara teratur memang dapat mencegah pembentukan plak, namun begitu plak mengeras menjadi karang gigi, hanya dokter gigi yang dapat menghilangkannya dengan alat khusus. Jika dibiarkan, karang gigi dapat menyebabkan iritasi pada gusi, pembengkakan, dan penyakit gusi yang lebih serius.

Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan pemahaman yang benar sangat penting untuk mencegah masalah gigi yang lebih serius. Dengan mengetahui fakta ilmiah, Anda bisa menghindari mitos yang merugikan kesehatan gigi. Jika Anda membutuhkan perawatan lebih lanjut atau konsultasi, Klinik Gigi SATU Dental Dental adalah pilihan yang tepat.

Klink Gigi SATU Dental menawarkan perawatan lengkap, mulai dari pemeriksaan dasar hingga perawatan lanjutan, dengan lebih dari 350 dokter gigi umum dan spesialis, termasuk Ortodonti, Prostodonsia, Konservasi Gigi, Bedah Mulut, Kedokteran Gigi Anak, dan Periodonsia.

Kami menggunakan teknologi berstandar tinggi untuk diagnosis yang akurat dan perawatan tepat sesuai kebutuhan Anda.Kami juga menyediakan berbagai pilihan pembayaran, seperti Paylater, cicilan Bank 0%, serta asuransi seperti AdMedika, BNI Life, BRI Life, Mega Insurance, dan lainnya.

Segera konsultasikan kesehatan gigi Anda di SATU Dental. Kami siap memberikan perawatan terbaik untuk gigi Anda.

Artikel Lainnya yang Terkait

Referensi

  • American Dental Association. (2020). Oral Health Topics: Plaque and Tartar.
  • McCauley, L., & Gross, R. (2019). The Role of Oral Hygiene in Preventing Periodontal Disease. Journal of Periodontology, 85(1), 18-23.
  • Peretz, B., & Ziv, A. (2018). Understanding the Relationship Between Oral Health and General Health. Journal of Clinical Medicine, 7(12), 37-42.
  • Velsko, I. M., & Choi, S. K. (2021). Oral Health and Its Impact on Overall Health. Journal of Clinical Dentistry, 32(4), 51-56.

Artikel Terbaru

Cabang Klinik Gigi SATU Dental

Buat Jadwal di Klinik SATU Dental